Conversation with Merlin [email protected] · Tue Dec 05 2023

subjek sgdg4032 uum

It appears that "sgdg4032" may be a reference to a specific subject or code within the context of UUM. However, without further clarification or context, I'm unable to provide specific information regarding this subject. If there are specific details or questions you have about "sgdg4032" or UUM, please feel free to provide more context or specific inquiries, and I'll be happy to assist you further.

terangkan berkenaan sekolah dan masyarakat

Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang penting dalam mendukungembangan pendidikan dan pembentukan individu. Berikut adalah beberapa poin penting terkait hubungan antara sekolah dan masyarakat:

  1. Keterlibatan Orang Tua: Kerjasama antara sekolah dan masyarakat melibatkan peran aktif orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka. Keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah, seperti pertemuan tua dan guru, serta dukungan dalam pembelajaran di rumah, berkontribusi pada kesuksesan akademis anak-anak.

  2. Rencana Kurikulum: Melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan kurikulum membantu memastikan bahwa materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, dan nilai-nilai lokal. Ini dapat meningkatkan relevansi pendidikan dengan realitas masyarakat tempat sekolah berada.

  3. Sumber Daya dan Pendukung: Keterlibatan masyarakat bisa memperluas sumber daya yang tersedia bagi sekolah. Hal ini termasuk dukungan dari perusahaan lokal, lembaga swadaya masyarakat, atau individu untuk menyediakan perlengkapan sekolah, beasiswa, pengembangan ruang belajar, dan lain sebagainya.

  4. Pengembangan Karakter: Sekolah dan masyarakat bekerja sama dalam membentuk karakter dan nilai-nilai positif pada siswa. Dukungan dari lingk sekit, seperti menciptakan kesempatan untuk menjadi sukarelawan, menghargaiagaman, dan membangun komunitas aman dan ramah, turut membentuk karakter anak-anak.

  5. Pengembangan Keterampilan: Masyarakat juga dapat berperan dalam menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan di luar lingkungan sekolah, misalnya melalui magang, program mentor-murid, atau pengalaman belajar di lapangan.

Keseluruhan, kolaborasi yang kuat antara sekolah danasyarakat penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan integral anak-anak.

Pengenalan sosiologi pendidikan dalam subjek sekolah dan masyarakat

Dalam konteks pendidikan, sosiologi pendidikan menjelaskan hubungan dan interaksi antara sek dan masyarakat. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana faktor-faktor sosial, budaya, dan ekonomi memaruhi proses pendidikan serta bagaimana pendidikan berdamp pada masyarakat secara lebih luas. Berikut adalah beberapa poin penting terkait pengenalan sosiologi pendidikan dalam subjek sekolah dan masyarakat:

. Sosialisasi: Sosiologi pendidikan mempelajari peran sekolah dalam proses sosialisasi, yaitu bagaimana sekolah membantuebarkan norma, budaya, dan nilai-nilai masyarakat kepada generasi muda. Ini juga melibatkan pemahaman tentang bagaim individu belajar untuk berinteraksi dalam masyarakat melaluialaman di sekolah.

  1. Struktur Sosial: Sosiologi pendidikan mempertimbangkan cara struktur sosial, seperti k, ras, dan gender, memengaruhi pengalaman pendidikan sis. Hal ini membantu membuka pemahaman tentang kesenjangan pendid dan upaya untuk mencapai kesetaraan pendikan.

  2. Kurikulum dan Kepentingan Masyarakat: Analisis sosiologi pendidikan juga meliputi bagaimana kurikulum didasarkan pada nilai,pentingan, dan kebutuhan masyarakat. Ini mencakup memahami bagaim kurikulum dapat mencerminkan atau mengabaikan berag aspek budaya, sejarah, dan nilai dalam m.

  3. Mobilitas Sosial: Sosiologi pendidikan memajari bagaimana pendidikan memengaruhi mobilitas sosial—baik secara individual maupun dalam skala masyarakat lebihas. Hal ini mempertimbangkan bagaimana pendidikan dapat menjadi alat untuk menaikkan sosial dan ekonomi.

  4. Perubahan Sial: Melalui perspektif sosiologi pendidikan, kita dapat memahami bagaimana pendidikan dapat memicu perubahan sosial, mengubah polair, nilai, dan perilaku dalam masyarakat.

Pengenalan sosi pendidikan membantu membuka pemahaman tentang kompleksitas hubunganara sekolah dan masyarakat serta dampaknya pada pembentukan individu, budaya, dan struktur sosial secara keseluruhan.

Pendidikan merupakan satu instrumen penting dalam kehidupan masyarakat. Tanpanya, masyarakat tidak mungkin akan mencapai kemajuan seperti yang dinikmati pada hari ini. Namun, pendidikan yang berkualiti adalah sangat diperlukan bagi melahirkan modal insan yang bertaraf tinggi. Dalam usaha untuk melahirkan modal insan tersebut, pendidikan politik adalah salah satu cara untuk menjayakannya. Sebagai seorang warganegara, politik merupakan elemen penting yang sentiasa wujud dalam kehidupan sehari-harian masyarakat khususnya Malaysia. Namun, masyarakat Malaysia pada hari ini tidak mempunyai sumber politik yang memadai untuk mereka memahami politik dengan lebih menyeluruh. Walaupun distruktur dengan elemen persekolahan, masyarakat Malaysia memperoleh informasi politik dari pelbagai sumber yang akhirnya menyebabkan mereka mempelajari politik dengan sendiri, mendefinisikan politik menurut pemahamannya yang cetek serta mudah untuk mempercayai informasi yang dimanipualsikan oleh media massa. Maka, kajian ini melihat perlunya sebuah mata pelajaran baru iaitu pendidikan politik untuk diterapkan ke dalam sistem persekolahan di Malaysia. Permasalahan kajian ini adalah untuk melihat adakah implikasi mata pelajaran pendidikan politik ini mampu untuk diterapkan pada peringkat persekolahan menengah kerana ia adalah satu keperluan pada era Malaysia baru ini memandangkan demokrasinya yang dilihat semakin terbuka. Teori dan konsep telah digunakan iaitu teori sosialisasi politik dan konsep pendidikan demokratik. Manakala tiga objektif kajian ini Menyelusuri latarbelakang sistem pendidikan di Malaysia, Mengenal pasti faktor yang berperanan dalam membangkitkan kesedaran politik terhadap pelajar sekolah menengah dan Menganalisis implikasi terhadap pengenalan mata pelajaran pendidikan politik di sekolah menengah. Kajian ini menggunakan kaedah campuran iaitu kualitatif dan kuantitatif yang seterusnya dianalisa menggunakan SPSS. Bagi mendapatkan jawapan pada persoalan kajian yang ketiga, kaedah soal selidik telah dilakukan dengan seramai seratus orang pelajar meliputi lima buah sekolah di negeri Selangor. Temuan utama dalam kajian ini adalah memperlihatkan bahawa pemahaman politik pelajar masih lagi pada tahap yang rendah dan memerlukan sebuah inisiatif baru untuk memperbaikinya. Berdasarkan hasil kajian ini juga, faktor media massa merupakan instrumen utama kepada pelajar untuk memahami politik. Dari jawapan soal selidik juga, kajian ini mendapati majoriti pelajar bersetuju dengan pengapliksian mata pelajaran pendidikan politik untuk diterapkan ke dalam sistem persekolahan di Malaysia. Seterusnya, kajian ini juga turut mendapati bahawa pendidikan politik mampu untuk diterapkan pada peringkat persekolahan berdasarkan kepada beberapa hujahan yang telah diperdebatkan di dalam kajian ini.

academia.edu

Sosialisasi adalah merupakan satu terma yang digunakan oleh pakar sosialis, ahli psikologi sosial, antropologis dan para pendidik bagi merujuk kepada satu proses berterusan dalam mewariskan dan menyebarkan norma, budaya serta ideologi serta membekalkan seseorang individu dengan kemahiran dan tingkahlaku yang dirasakan perlu dalam mengambil bahagian dalam masyarakat setempat. Sosialisasi juga adalah merupakan satu proses mencipta dan menyebarkan norma, budaya dan ideologi serta membekalkan seseorang dengan pendidikan. Oleh itu, sosialisasi adalah "cara meneruskan kesinambungan sosial dan budaya." Sosialisasi merangkumi pengalaman dan cara di mana seorang bayi manusia mula memperolehi kemahiran yang diperlukan untuk pelaksanaan sebagai anggota masyarakat yang boleh berfungsi dan ianya merupakan proses belajar yang mempunyai pengaruh yang paling besar. Berbeza dengan spesies hidupan lain, manusia memerlukan pengalaman sosial untuk mempelajari budaya bagi memastikan kesinambungan hidup. Walaupun kebolehubahan budaya dapat dilihat melalui tindakan, budaya dan tingkah laku kumpulan sosial secara keseluruhannya, perkataan budaya itu sendiri merupakan perkara paling asas yang ditemui di peringkat individu. Budaya itu sendiri akan wujud setelah seseorang manusia mengalami proses sosialisasi melalui pergaulan dengan ibu bapanya, keluarga dan rangkaian sosial lain yang lebih luas.Sosiologi juga merupakan satu proses mencipta sosial diri, mempelajari budaya diri sendiri serta peraturan dan jangkaan tentang budaya. Seperti yang telah diperjelaskan di atas, rangkaian sosial yang lebih luas terdiri dari pelbagai faktor dan keadaan. Salah satu keadaan atau tempat di mana seseorang manusia mula mengalami proses sosialisasi yang lebih luas ialah apabila mereka memasuki alam persekolahan. Sekolah dilihat sebagai satu ejen dalam meningkatkan proses sosialisasi dan pendidikan.

academia.edu

30 Apr 2019 Kepentingan sosiologi pendidikan 1. Mengkaji fenomena yang berlaku dalam dunia pendidikan. 2. Mengkaji. Kepentingan sosiologi pendidikan 5. Guru...29 Apr 2019 ... SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DIGUNAKAN UNTUK MEMBANTU INDIVIDU DAN MASYARAKAT MENKAJI KESAKSAMAAN DAN KETIDAKSAMAAN DALAM PENDIDIKAN.6 Jan 2011 Fungsi sistem pendidikan adalah untuk merekrut dan menempatkan manusia ke dalam masyarakat ... Mohd Salleh Lebar, Pengenalan Ringkas Sosiologi...Dalam bab ini penulis menyatakan sekolah dan masyarakat adalah berteraskan bidang sosiologi dan pendidikan. ... Sejarah Perkembangan Sosiologi,Teori Sosiologi Dan...Bagaimana bentuk dan program sesebuah organisasi pendidikan mempengaruhi pembelajaran, hubungan antara guru dan murid dan subjek-subjek yang diajar di sekolah;.12 Dec 2018 Manakala, sosiologi pendidikan ialah sains sosial yang menggunakan ilmu sosiologi untuk mengkaji bidang pendidikan dalam sesebuah masyarakat...Sosiologi juga merupakan satu proses mencipta sosial diri, mempelajari budaya diri sendiri serta peraturan dan jangkaan tentang budaya. Seperti yang telah...Pendidikan merupakan satu instrumen penting dalam kehidupan masyarakat. Tanpanya, masyarakat tidak mungkin akan mencapai kemajuan seperti yang dinikmati pada...by MN Abd Karim2009 Kajian menunjukkan pentingnya hubungan rapat dan positif di antara sekolah, rumah dan masyarakat. ... Siri Pengurusan dan Kepimpinan Pendidikan. Institut...10 pagesSosiologi pendidikan ialah sains sosial yang menggunakan ilmu sosiologi untuk mengkaji bidang pendidikan dalam sesebuah masyarakat .Dalam erti kata lain...Missing:subjek | Show results with: subjek

google.com

agen sosialisasi dalam subjek sekolah dan masyarakat

Sebagai agen sosialisasi, sekolah dan masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk individu dan memengaruhi perkembangan sosial mereka. Berikut adalah peran masing-masing sebagai agen sosialisasi:

  1. Sekolah:

    • Melalui kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah memainkan peran penting dalam mentransfer pengetahuan, nilai, norma, dan keterampilan kepada para siswa.
    • Guru dan tenaga pendidik berperan sebagai model peran yang mempengaruhi sikap dan perilaku siswa.
    • Interaksi antar siswa, proses belajar-mengajar, dan kegiatan sosial di sekolah juga merupakan wadah bagi siswa untuk mempelajari norma-norma sosial dan keterampilan interpersonal.
  2. Masyarakat:

    • Anggota masyarakat, termasuk keluarga, teman sebaya, lembaga keagamaan, dan lingkungan sekitar, turut berperan dalam mempengaruhi nilai, norma, dan keyakinan yang diterima individu.
    • Media massa dan teknologi informasi juga menjadi agen sosialisasi yang memengaruhi persepsi dan pandangan dunia individu terhadap berbagai isu sosial, budaya, dan politik.

Perlu dicatat bahwa sebagai agen sosialisasi, baik sekolah maupun masyarakat saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain dalam proses membentuk individu. Keterlibatan dan kolaborasi yang kuat antara sekolah dan masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan integral individu dalam masyarakat.

%PDF-1.6 % 806 0 obj <> endobj 832 0 obj <>/Filter/FlateDecode/ID[]/Index[806 51]/Info 805 0 R/Length 122/Prev 395685/Root 807 0 R/Size 857/Type/XRef/W[1 3 1]>>stream hbbd```b``>"A$K)feK``N0,R f_`=0H2bA`v th[ "%vu4G O2#Vz&3 r?w endstream endobj startxref 0 %%EOF 856 0 obj <>stream hb```>V B  X"'44pxGD9t/`y$w;v&Yn<{/#YG*/42R?8.p)R dlpYpyfPP-\g[4keKa```b& rA\c4cH@ $fw(qE@R;HKX$AqO&5BF: LZLmLL=Nnca`7eTb1Q1){f~`H36<6tXiKOZy endstream endobj 807 0 obj <>/Metadata 52 0 R/Pages 802 0 R/StructTreeRoot 70 0 R/Type/Catalog>> endobj 808 0 obj <>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text]>>/Rotate 0/StructParents 0/TrimBox[0.0 0.0 595.276 841.89]/Type/Page>> endobj 809 0 obj <>stream h[oWGwHbl lGTN 5B- re[|Kp 8zWO~0Cae|H(!93X+F+C: .z"j[kc3j%V=G4%b@JTFL5+aX#5"H~Ww_x3|==oO^moP0~>9Z/Tl.i<^.Vv|tz:<130<>E}6 zp1>_me.83}xx:\?][O4?4.Q>xH?[]=mn['+vv.>wv}8W WO_W^z<~~~~Q.O'O('duznHpogMB-|fnswsk}9]G@\-?!!nu9NmG!^*Q;>9]lww9ddgnbs;v^t<^]0O.13auAg>=z:G/ c-+bc#Tpd i`f7x3 iC4SA {9fK2 S2M,].+2;<XY&eJ` F-,} H 6D:s}-`&JH9 #5Xem0|yL^ SYd'3Zl_~U/ unlUkdj6B[ux[o'0CZ[<-:x'[7S-h* j{p%u #*&zy21X~p(6 ~;}d;af#{SDxQtQulJgeuk:?La|)&OH<`^' *d,$d=;0rp6.:Y|EKg!Xg^ SL@/eE.L s9yt1SDD+mj9rm.`?2MxH6@w}fO<St,h 3<{ YN2E.rkl\Ez 6\9 &Y5<<'*2@! .PIwc>b#k5<m CQ'PnC|Hy>5O"IQFa=P,* c':Gw ZS9xHriwi%\x muHR$IP!$wHrFi&\cdEA.j~GEOHMG;2:wm8[:W*^O!,Gc8 <8}&M jP'8*2.jQ;Z +txeu#N8y}$a#*db~Z~ #  ~Z\W7 YL$ V$AP@ejnT*g4kNU7zAC$ %E7sqw9~T@2bH# g 6[Z-7E oKV8DKI8w+_/;#Kzp/"4J&P*CA"}J "*|< B^xzQ*$a^T8"P A4K<GEM66gQRQ9szaFW\{\56c3"3y)}-0QYi"FijHQQ%5 "^Xg}"f%T)aURiY8pRxTft#IJNlQG!+A&lhz6 *r r2r"$uJCGN },rSR(YF>f%Jzad6T$OpUx9e6"<abSQ$mv+F9mD.\K8r8E7URIH`Ol`"1\Va2)2YR69*p* mMSJl8?%ln&8b^H ^d]> kAH{ %l9Q Ch\-< \ @9%lk Vd6j"($IYTttR;q)NP^*tl1E}]",BtR&#KNNY1>bX`ZhGL,kiM[FgMW[k03 ~drfb)-T^UsR1r!D 0aitclGRec1-Ro7?34` :g6R;d7MdaS4y< rg$HC ^pQ\ib~3L`D"dgIL!,FU?+"ni46$@uGsw=(zH*N(*'> ]G[PQ[&{InX"Oucx1}BNDcO[d"cf 51Yx0 u%?O1SoV^g-Y.?nkf|qzo~}0!~O? r?3ee=W~0[F?i6/if6_[ve#'Ow|0t4{keGKpG$83F}!`&gX[naXr},6_/%L>R5+/W'q|}qWtz O[o?]oG/OWo/F~HlXg/_r v'g0m|<~;~7>??/jy<_f|37Owv<r__>4af9?]]}VgM16>*mn.|*XJo6;/tMuP=P#*Avo/'':7y&1Yz_.{$q;}$3 k" Xo27-An$-!-]$2^Tnz`F7 4jn.Mz3Oy#jwF\/mtzHK>*q#:PI-4gT~v6')5[j>0h~ S.>,i}{w_A.!?~YKo@2$o>M<8~ / P.TQ B"y;|GY,;,3 endstream endobj 810 0 obj <>stream H\_k@|ylJ4s Aud;'taccz~n}};]3kvpM[O<|_xw>+KJxw?,16ql{=<pxnvM<W})CtyIL7:Tur^kW:]u3v<XYs@VfE~f~F^1__[9!KO/s=2NOl4{=fa yGhAhAhAhAh 6n(P`CS 0`@s9p @?@s9`Vv)].eKRv)].eKb+eWs/RlJr+V[)Rleooooo ]b<3+aS86oHmN\ ?_" endstream endobj 811 0 obj <>stream H\n@b"L,!$ Fb=;R^,v)pvLXws>,o>S:X.G~x[xXXm-<> 9S*qz<0o{y7+~1Mb9UXkUymq,%-mlC;gtkao[~AcgRxd^KvifYh%#~_~_~_~_~_W~_W~_W~_W~_W~_W~_W~_W~7~7~7~7~7~7f486is6is6is6is6is6yu:N:iv#6n#H?G#H?G#H- J6TY*e,r57ofKgqgqwUw\0>&FXs>6G}g"a=\w+CT endstream endobj 812 0 obj <>stream H[o0y8De& &!6T><`kG<bN%;War=?kI"BFIaDI6= "V %#r7N>\[)[l#@,L(ZR]s$ %UqJ3'ccN!\q7y+J9BAyXmyB>E6>#4* 4@i6Q3]b*\,_+f uSY9\jSwnrp{]M2qlEMbp/gf i- RX8d YzVkhV-+(+\z^?NI]tG=_d6cB+0AP|>stream HMk1{WB DX]a]{0^RKF.[3oy\?|lYu1l:tW6.xv+J R(4 M'YjWI5E}o^W!(E6!JDw-'odAXr-$ikrHjs $7m9s8Y+h@)S7dYr7 j_\GK7i8N*Nvy ~!QAS%]$< BVa[)F99;N{d,rX(H>stream HMo@9[? nTUJ % [y`vMZ*kseu8s}8> ^byI@VY6' ptt8z,3Ss|<$=7fKtOv>4#, t0\ee&=0bn@8{@7X|h5^ &5'afaqXaH#)N"2hz_{']w2y}e/D.nW,H.X+lQd)NK#j%>&.M=n$%URZ#~s)SaX72.p!WNt;( %*|#%PD %a=8)5]wbIm0aZ{ 4AhE6@Ky 43r;Q;tc

journalarticle.ukm.my

1. TOPIK 7 SOSIALISA SI NAMA: NOR AETIKAH BINTI SEMAIL NO MATRIK : L20182011175 NAMA PENSYARAH : PROF DR AMIR HASAN DAWI 2. DEFINISI SOSIALISASI - Proses mempelajari peranan, status dan nilai yang perlu ada pada seseorang dalam situasi sosial. * Pemindahan norma dan nilai dalam keluarga serta budaya setempat sesuatu masyarakat kepada kanak-kanak. - Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. - proses di mana seseorang individu mempelajari dan menerima nilai,sikap, kemahiran yang dipunyai oleh masyarakat bagi membentuk personalitinya yang tersendiri untuk menjadi ahli masyarakat tersebut. - Tanpa sosialisasi seseorang tidak dapat berinteraksi, bekerja sebagai satu kumpulan atau melakukan kawalan diri. Sosialisasi bukan sahaja menolong seseorang memainkan peranan sosialnya dengan sempurna tetapi secara keseluruhannya ia juga boleh dikatakan sebagai alat untuk mengekalkan kumpulan dan masyarakat. 3. Proses Sosialisasi Berlaku Dalam Tiga Jenis. Antaranya Adalah Seperti Berikut : Sosialisasi Primer iaitu proses ini berlaku pada peringkat awal kanak- kanak. Kanak-kanak mempelajari konsep diri, psikomotor, penaakulan dan kemahiran bahasa daripada keluarganya. Sosiolisasi primer Sosialisasi Sekunder iaitu berlaku pada peringkat kanak-kanak remaja dan dewasa. Pada peringkat ini akan berlaku proses pengembangan konsep diri, me nerima konsep baru, berlaku perubahan dan penyesuaiaan akibat dari pada interaksi dengan rakan sebaya sekolah, mediamassa dan masyarakat. Sosiolisasi sekunder Sosialisasi Semula ialah proses ini mungkin berlaku atau tidak berlaku pada seseorang.Sosialisasi semula ini berlaku akibat daripada perubahan secara drastik, mendadak, radikal atauterpaksa yang dialami oleh seseorang. Misalnya, berlaku akibat kemalangan, revolusi, peperangan, perubahan, kepercayaan, bencana, ketagihan dadah dan perubahan politik. Konsep kendiri sikap dan taakulan seseorang itu akan berubah dengan cepat. Resosialisasi 4. AGEN-AGEN SOSIALISASI Keluarga Sekolah Media Massa AgamaRakan sebaya 5. Keluarga - Keluarga adalah agen sosialisasi yang banyak mempengaruhi perkembangan kanak-kanak. Lazimnya ibu bapa akan mengajar anak-anaknya mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dilarang. - Daripada ibu bapa, kanak-kanak itu akan mempelajari kemahiran, sikap,norma dan nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, rajin, bersih dan hormat menghormati Sekolah - Apabila kanak-kanak bersekolah, interaksinya dengan masyarakat menjadi bertambahluas. Ia bukan sahaja sekadar biasa dengan peraturan-peraturan dan amalan-amalan keluarganya,ia akan sedar bahawa alam persekolahan juga mempunyai peraturan- peraturan yang ketat yangmemerlukannya berkelakuan baik - Di sekolah kanak-kanak bukan sahaja belajar sosialisasisecara formal yang ditentukan oleh kurikulum sekolah tetapi ia juga melalui kurikulumtersembunyi dengan cara menyesuaikan diri dalam suasana baru sekolah seperti beraturmengikut giliran, mengikut peraturan, bekerjasama dengan orang lain dan bersaing dalamaktiviti-aktiviti sekolah. 6. Rakan sebaya -kanak-kanak menggunakan ajaran agama sebagai petunjukdalam proses perkembangan moral mereka. -Sekiranya kanak-kanak ini diberi didikan agama yang kuat dan berpegang kepada keimanannescaya mereka tidak melakukan sesuatu yang bercanggah dengan moral manusia. Agama -Sosialisasi melalui rakan sebaya adalah yang paling efektif berbanding dengan sosialisasimelalui keluarga mereka kerana sosialisasi rakan sebaya berlaku secara tidak formal dan tidak sengaja -Kumpulan rakan sebaya adalah kumpulan yang mengandungi individu yang biasanyamempunyai umur dan taraf yang hampir sama. Media massa -Pengaruh baik atau buruk yang diterima oleh kanak-kanak melalui media massa bergantung kepada apakah bahan atau unsur yang didedahkan kepada mereka. 7. SOSIALISASI MENURUT PERSPEKTIF INTERAKSI, KONFLIK DAN FUNGSIONALISME 1) PERSPEKTIF INTERAKSI - Menurut G.H Mead (1863)

slideshare.net

1. SEKOLAH DAN SOSIALISASI 2. TUGASAN 1 Sosialisasi menurut sejarah dan perspektif perbandingan Sosialisasi dalam bilik darjah Sosialisasi luar bilik darjah 3. Objektif Mendefinisikan sekolah dan sosialisasi Menyatakan sosialisasi menurut sejarah dan perspektif perbandingan. Menyatakan sekolah sebagai agen sosialisasi Menerangkan sosialisasi dalam bilik darjah Menerangkan sosialisasi luar bilik darjah 4. Definisi School / sekolah a place where children go to be educated (Oxford Advanced Learner's Dictionary, 8th Edition) tempat di mana sepuluh orang atau lebih lazimnya diajar sama ada di dalam satu kelas atau lebih, tetapi tidak termasuk mana-mana tempat yang pengajarannya terbatas kepada pengajaran mana-mana agama sematamata (Akta Pendidikan, 1996) 5. Definisi Sosialisasi Proses interaksi sosial yang membolehkan manusia memperolehi personaliti atau sahsiah dan belajar cara hidup masyarakatnya Mohd Salleh Lebar Suatu proses yang Suatu proses yang terjadi ketika terjadi ketika seorang individu seorang individu menghayati nilai-nilai menghayati nilai-nilai dan norma-norma dan norma-norma kelompok di mana kelompok di mana dia hidup sehingga dia hidup sehingga terbentuklah terbentuklah keperibadiannya. keperibadiannya. Horton dan Hunt Horton dan Hunt Proses mempelajari Proses mempelajari nilai dan norma yang nilai dan norma yang diperlukan untuk diperlukan untuk memungkinkan memungkinkan seseorang dapat seseorang dapat berperanan secara berperanan secara efektif dalam efektif dalam kehidupan sosial. kehidupan sosial. M.Z. Lawang M.Z. Lawang 6. Sosialisasi Menurut Sejarah & Perspektif Perbandingan Perspektif Interaksi Perspektif Konflik Perspektif Fungsionalisme 7. Perspektif Interaksi Individu dan masyarakat melakukan interaksi dengan menggunakan isyarat, tanda-tanda, kata-kata bertulis dan lisan. (G.H Mead,1863 dan C.H Cooley,1846) Interaksi antara manusia adalah melalui simbol-simbol tertentu dan memiliki konsep kendiri yang boleh menjadikan dirinya subjek atau objek tingkahlaku dengan menggunakan bahasa yang berkaitan dengan faktor persekitaran. (H. Blumer,1962) Bernstein (1924) turut menyatakan bahawa komunikasi di dalam kumpulan masyarakat kini telah mempunyai kod-kod bahasa dalam proses sosialisasi yang terdiri daripada kod terhad dan kod luas. 8. Perspektif Konflik Pandangan teori konflik ialah masyarakat berada di dalam keadaan berubah-ubah, berkonflik dan sentiasa ingin memperjuangkan kepentingan masing-masing Interaksi sosial dalam sesebuah masyarakat adalah berdasarkan konflik, bukan kerjasama atau kompromi. Konflik i. Lahir dari ketidaksamaan status sosial (menjurus kepada penindasan dan perebutan kuasa). ii. Positif - perubahan pada status ekonomi sosial dan struktur sosial iii. Negatif - wujudnya golongan masyarakat yang tidak seimbang (ekonomi, politik, dll) 9. Perspektif Fungsionalisme Mengkaji fungsi perlakuan sosial atau institusi dalam aktiviti yang menyumbang kepada penerusan masyarakat. Tiga andaian menentukan kelancaran proses sosialisasi dalam masyarakat iaitu stabiliti, harmoni dan evolusi (Brinkerhoff dan White, 1989). Mementingkan peranan sekolah sebagai institusi utama untuk menerapkan nilai sosial sesebuah masyarakat ke dalam individu-individu baru. 10. Teori- Teori Sosialisasi Perkembangan Kognitif (Jean Piaget) Pemerolehan Moral & Identiti Personal Melalui Hubungan Kekeluargaan (Freud) Penerapan Kategori Moral & Nilai Sosial (Durkheim) Pemerolehan Konsep Diri & Identiti Sosial (Mead) Perkembangan Kemahiran Sosial Menjayakan Interaksi Dalam Komunikasi Linguistik (Bernstein) 11. Jenis- Jenis Sosialisasi 12. Agen Sosialisasi Keluarga Rakan Sebaya Tempat Kerja Media Massa Sekolah 13. Sekolah Sebagai Agen Sosialisasi 14. Sosialisasi Dalam Bilik Darjah 15. Sosialisasi Luar Bilik Darjah 16. Sosialisasi Luar Bilik Darjah Tempat di mana kanak-kanak mendapat kawankawan baru, perpecahan persahabatan, tempat belajar dan menggunakan kata- kata kesat, dan tempat di mana kanak-kanak boleh men

slideshare.net

agen sosialisasi

Agen sosialisasi merujuk pada berbagai faktor atau entitas yang berperan dalam mentransmisikan nilai, norma, budaya dan perilaku kepada individu dalam masyarakat. Beberapa agen sosialisasi utama meliputi:

  1. Keluarga: Keluarga menjadi agen sosialisasi primer yang pertama kali memperkenalkan individu pada, norma, dan perilaku di dalam lingkungan kelu.

  2. Sekolah: Sekolah memberikan pengalaman sosialisasi yang melibatkan interaksi sosial antar siswa, pengajaran nilai-nilai, dan norma-norma yang penting dalam masyarakat.

  3. Teman Sebaya: Interaksi dengan teman sebaya juga merupakan agen sosialisasi yang kuat, di mana individu belajar berbagai nilai dan perilaku dari interaksi sosial dengan teman-teman sebaya.

  4. Media: Media massa dan teknologi informasi memainkan peran dalam mentransmisikan nilai, informasi, dan citra kepada individu, memengaruhi persepsi dan pandangan dunia.

  5. Agama dan Lembaga Keagamaan: Nilai dan ajaran dari agama serta lembaga keagamaan juga menjadi agen sosialisasiing dalam membentuk perilaku dan keyakinan individu.

Setiap agen sosialisasi memiliki peran yang unik dalam membentuk individu dalam masyarakat, dan kolaborasi di antara mereka memainkan peran penting dalam membentuk keseluruhan sosialisasi individu.

%PDF-1.6 % 806 0 obj <> endobj 832 0 obj <>/Filter/FlateDecode/ID[]/Index[806 51]/Info 805 0 R/Length 122/Prev 395685/Root 807 0 R/Size 857/Type/XRef/W[1 3 1]>>stream hbbd```b``>"A$K)feK``N0,R f_`=0H2bA`v th[ "%vu4G O2#Vz&3 r?w endstream endobj startxref 0 %%EOF 856 0 obj <>stream hb```>V B  X"'44pxGD9t/`y$w;v&Yn<{/#YG*/42R?8.p)R dlpYpyfPP-\g[4keKa```b& rA\c4cH@ $fw(qE@R;HKX$AqO&5BF: LZLmLL=Nnca`7eTb1Q1){f~`H36<6tXiKOZy endstream endobj 807 0 obj <>/Metadata 52 0 R/Pages 802 0 R/StructTreeRoot 70 0 R/Type/Catalog>> endobj 808 0 obj <>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text]>>/Rotate 0/StructParents 0/TrimBox[0.0 0.0 595.276 841.89]/Type/Page>> endobj 809 0 obj <>stream h[oWGwHbl lGTN 5B- re[|Kp 8zWO~0Cae|H(!93X+F+C: .z"j[kc3j%V=G4%b@JTFL5+aX#5"H~Ww_x3|==oO^moP0~>9Z/Tl.i<^.Vv|tz:<130<>E}6 zp1>_me.83}xx:\?][O4?4.Q>xH?[]=mn['+vv.>wv}8W WO_W^z<~~~~Q.O'O('duznHpogMB-|fnswsk}9]G@\-?!!nu9NmG!^*Q;>9]lww9ddgnbs;v^t<^]0O.13auAg>=z:G/ c-+bc#Tpd i`f7x3 iC4SA {9fK2 S2M,].+2;<XY&eJ` F-,} H 6D:s}-`&JH9 #5Xem0|yL^ SYd'3Zl_~U/ unlUkdj6B[ux[o'0CZ[<-:x'[7S-h* j{p%u #*&zy21X~p(6 ~;}d;af#{SDxQtQulJgeuk:?La|)&OH<`^' *d,$d=;0rp6.:Y|EKg!Xg^ SL@/eE.L s9yt1SDD+mj9rm.`?2MxH6@w}fO<St,h 3<{ YN2E.rkl\Ez 6\9 &Y5<<'*2@! .PIwc>b#k5<m CQ'PnC|Hy>5O"IQFa=P,* c':Gw ZS9xHriwi%\x muHR$IP!$wHrFi&\cdEA.j~GEOHMG;2:wm8[:W*^O!,Gc8 <8}&M jP'8*2.jQ;Z +txeu#N8y}$a#*db~Z~ #  ~Z\W7 YL$ V$AP@ejnT*g4kNU7zAC$ %E7sqw9~T@2bH# g 6[Z-7E oKV8DKI8w+_/;#Kzp/"4J&P*CA"}J "*|< B^xzQ*$a^T8"P A4K<GEM66gQRQ9szaFW\{\56c3"3y)}-0QYi"FijHQQ%5 "^Xg}"f%T)aURiY8pRxTft#IJNlQG!+A&lhz6 *r r2r"$uJCGN },rSR(YF>f%Jzad6T$OpUx9e6"<abSQ$mv+F9mD.\K8r8E7URIH`Ol`"1\Va2)2YR69*p* mMSJl8?%ln&8b^H ^d]> kAH{ %l9Q Ch\-< \ @9%lk Vd6j"($IYTttR;q)NP^*tl1E}]",BtR&#KNNY1>bX`ZhGL,kiM[FgMW[k03 ~drfb)-T^UsR1r!D 0aitclGRec1-Ro7?34` :g6R;d7MdaS4y< rg$HC ^pQ\ib~3L`D"dgIL!,FU?+"ni46$@uGsw=(zH*N(*'> ]G[PQ[&{InX"Oucx1}BNDcO[d"cf 51Yx0 u%?O1SoV^g-Y.?nkf|qzo~}0!~O? r?3ee=W~0[F?i6/if6_[ve#'Ow|0t4{keGKpG$83F}!`&gX[naXr},6_/%L>R5+/W'q|}qWtz O[o?]oG/OWo/F~HlXg/_r v'g0m|<~;~7>??/jy<_f|37Owv<r__>4af9?]]}VgM16>*mn.|*XJo6;/tMuP=P#*Avo/'':7y&1Yz_.{$q;}$3 k" Xo27-An$-!-]$2^Tnz`F7 4jn.Mz3Oy#jwF\/mtzHK>*q#:PI-4gT~v6')5[j>0h~ S.>,i}{w_A.!?~YKo@2$o>M<8~ / P.TQ B"y;|GY,;,3 endstream endobj 810 0 obj <>stream H\_k@|ylJ4s Aud;'taccz~n}};]3kvpM[O<|_xw>+KJxw?,16ql{=<pxnvM<W})CtyIL7:Tur^kW:]u3v<XYs@VfE~f~F^1__[9!KO/s=2NOl4{=fa yGhAhAhAhAh 6n(P`CS 0`@s9p @?@s9`Vv)].eKRv)].eKb+eWs/RlJr+V[)Rleooooo ]b<3+aS86oHmN\ ?_" endstream endobj 811 0 obj <>stream H\n@b"L,!$ Fb=;R^,v)pvLXws>,o>S:X.G~x[xXXm-<> 9S*qz<0o{y7+~1Mb9UXkUymq,%-mlC;gtkao[~AcgRxd^KvifYh%#~_~_~_~_~_W~_W~_W~_W~_W~_W~_W~_W~7~7~7~7~7~7f486is6is6is6is6is6yu:N:iv#6n#H?G#H?G#H- J6TY*e,r57ofKgqgqwUw\0>&FXs>6G}g"a=\w+CT endstream endobj 812 0 obj <>stream H[o0y8De& &!6T><`kG<bN%;War=?kI"BFIaDI6= "V %#r7N>\[)[l#@,L(ZR]s$ %UqJ3'ccN!\q7y+J9BAyXmyB>E6>#4* 4@i6Q3]b*\,_+f uSY9\jSwnrp{]M2qlEMbp/gf i- RX8d YzVkhV-+(+\z^?NI]tG=_d6cB+0AP|>stream HMk1{WB DX]a]{0^RKF.[3oy\?|lYu1l:tW6.xv+J R(4 M'YjWI5E}o^W!(E6!JDw-'odAXr-$ikrHjs $7m9s8Y+h@)S7dYr7 j_\GK7i8N*Nvy ~!QAS%]$< BVa[)F99;N{d,rX(H>stream HMo@9[? nTUJ % [y`vMZ*kseu8s}8> ^byI@VY6' ptt8z,3Ss|<$=7fKtOv>4#, t0\ee&=0bn@8{@7X|h5^ &5'afaqXaH#)N"2hz_{']w2y}e/D.nW,H.X+lQd)NK#j%>&.M=n$%URZ#~s)SaX72.p!WNt;( %*|#%PD %a=8)5]wbIm0aZ{ 4AhE6@Ky 43r;Q;tc

journalarticle.ukm.my

1. TOPIK 7 SOSIALISA SI NAMA: NOR AETIKAH BINTI SEMAIL NO MATRIK : L20182011175 NAMA PENSYARAH : PROF DR AMIR HASAN DAWI 2. DEFINISI SOSIALISASI - Proses mempelajari peranan, status dan nilai yang perlu ada pada seseorang dalam situasi sosial. * Pemindahan norma dan nilai dalam keluarga serta budaya setempat sesuatu masyarakat kepada kanak-kanak. - Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. - proses di mana seseorang individu mempelajari dan menerima nilai,sikap, kemahiran yang dipunyai oleh masyarakat bagi membentuk personalitinya yang tersendiri untuk menjadi ahli masyarakat tersebut. - Tanpa sosialisasi seseorang tidak dapat berinteraksi, bekerja sebagai satu kumpulan atau melakukan kawalan diri. Sosialisasi bukan sahaja menolong seseorang memainkan peranan sosialnya dengan sempurna tetapi secara keseluruhannya ia juga boleh dikatakan sebagai alat untuk mengekalkan kumpulan dan masyarakat. 3. Proses Sosialisasi Berlaku Dalam Tiga Jenis. Antaranya Adalah Seperti Berikut : Sosialisasi Primer iaitu proses ini berlaku pada peringkat awal kanak- kanak. Kanak-kanak mempelajari konsep diri, psikomotor, penaakulan dan kemahiran bahasa daripada keluarganya. Sosiolisasi primer Sosialisasi Sekunder iaitu berlaku pada peringkat kanak-kanak remaja dan dewasa. Pada peringkat ini akan berlaku proses pengembangan konsep diri, me nerima konsep baru, berlaku perubahan dan penyesuaiaan akibat dari pada interaksi dengan rakan sebaya sekolah, mediamassa dan masyarakat. Sosiolisasi sekunder Sosialisasi Semula ialah proses ini mungkin berlaku atau tidak berlaku pada seseorang.Sosialisasi semula ini berlaku akibat daripada perubahan secara drastik, mendadak, radikal atauterpaksa yang dialami oleh seseorang. Misalnya, berlaku akibat kemalangan, revolusi, peperangan, perubahan, kepercayaan, bencana, ketagihan dadah dan perubahan politik. Konsep kendiri sikap dan taakulan seseorang itu akan berubah dengan cepat. Resosialisasi 4. AGEN-AGEN SOSIALISASI Keluarga Sekolah Media Massa AgamaRakan sebaya 5. Keluarga - Keluarga adalah agen sosialisasi yang banyak mempengaruhi perkembangan kanak-kanak. Lazimnya ibu bapa akan mengajar anak-anaknya mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dilarang. - Daripada ibu bapa, kanak-kanak itu akan mempelajari kemahiran, sikap,norma dan nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, rajin, bersih dan hormat menghormati Sekolah - Apabila kanak-kanak bersekolah, interaksinya dengan masyarakat menjadi bertambahluas. Ia bukan sahaja sekadar biasa dengan peraturan-peraturan dan amalan-amalan keluarganya,ia akan sedar bahawa alam persekolahan juga mempunyai peraturan- peraturan yang ketat yangmemerlukannya berkelakuan baik - Di sekolah kanak-kanak bukan sahaja belajar sosialisasisecara formal yang ditentukan oleh kurikulum sekolah tetapi ia juga melalui kurikulumtersembunyi dengan cara menyesuaikan diri dalam suasana baru sekolah seperti beraturmengikut giliran, mengikut peraturan, bekerjasama dengan orang lain dan bersaing dalamaktiviti-aktiviti sekolah. 6. Rakan sebaya -kanak-kanak menggunakan ajaran agama sebagai petunjukdalam proses perkembangan moral mereka. -Sekiranya kanak-kanak ini diberi didikan agama yang kuat dan berpegang kepada keimanannescaya mereka tidak melakukan sesuatu yang bercanggah dengan moral manusia. Agama -Sosialisasi melalui rakan sebaya adalah yang paling efektif berbanding dengan sosialisasimelalui keluarga mereka kerana sosialisasi rakan sebaya berlaku secara tidak formal dan tidak sengaja -Kumpulan rakan sebaya adalah kumpulan yang mengandungi individu yang biasanyamempunyai umur dan taraf yang hampir sama. Media massa -Pengaruh baik atau buruk yang diterima oleh kanak-kanak melalui media massa bergantung kepada apakah bahan atau unsur yang didedahkan kepada mereka. 7. SOSIALISASI MENURUT PERSPEKTIF INTERAKSI, KONFLIK DAN FUNGSIONALISME 1) PERSPEKTIF INTERAKSI - Menurut G.H Mead (1863)

slideshare.net

1. SEKOLAH DAN SOSIALISASI 2. TUGASAN 1 Sosialisasi menurut sejarah dan perspektif perbandingan Sosialisasi dalam bilik darjah Sosialisasi luar bilik darjah 3. Objektif Mendefinisikan sekolah dan sosialisasi Menyatakan sosialisasi menurut sejarah dan perspektif perbandingan. Menyatakan sekolah sebagai agen sosialisasi Menerangkan sosialisasi dalam bilik darjah Menerangkan sosialisasi luar bilik darjah 4. Definisi School / sekolah a place where children go to be educated (Oxford Advanced Learner's Dictionary, 8th Edition) tempat di mana sepuluh orang atau lebih lazimnya diajar sama ada di dalam satu kelas atau lebih, tetapi tidak termasuk mana-mana tempat yang pengajarannya terbatas kepada pengajaran mana-mana agama sematamata (Akta Pendidikan, 1996) 5. Definisi Sosialisasi Proses interaksi sosial yang membolehkan manusia memperolehi personaliti atau sahsiah dan belajar cara hidup masyarakatnya Mohd Salleh Lebar Suatu proses yang Suatu proses yang terjadi ketika terjadi ketika seorang individu seorang individu menghayati nilai-nilai menghayati nilai-nilai dan norma-norma dan norma-norma kelompok di mana kelompok di mana dia hidup sehingga dia hidup sehingga terbentuklah terbentuklah keperibadiannya. keperibadiannya. Horton dan Hunt Horton dan Hunt Proses mempelajari Proses mempelajari nilai dan norma yang nilai dan norma yang diperlukan untuk diperlukan untuk memungkinkan memungkinkan seseorang dapat seseorang dapat berperanan secara berperanan secara efektif dalam efektif dalam kehidupan sosial. kehidupan sosial. M.Z. Lawang M.Z. Lawang 6. Sosialisasi Menurut Sejarah & Perspektif Perbandingan Perspektif Interaksi Perspektif Konflik Perspektif Fungsionalisme 7. Perspektif Interaksi Individu dan masyarakat melakukan interaksi dengan menggunakan isyarat, tanda-tanda, kata-kata bertulis dan lisan. (G.H Mead,1863 dan C.H Cooley,1846) Interaksi antara manusia adalah melalui simbol-simbol tertentu dan memiliki konsep kendiri yang boleh menjadikan dirinya subjek atau objek tingkahlaku dengan menggunakan bahasa yang berkaitan dengan faktor persekitaran. (H. Blumer,1962) Bernstein (1924) turut menyatakan bahawa komunikasi di dalam kumpulan masyarakat kini telah mempunyai kod-kod bahasa dalam proses sosialisasi yang terdiri daripada kod terhad dan kod luas. 8. Perspektif Konflik Pandangan teori konflik ialah masyarakat berada di dalam keadaan berubah-ubah, berkonflik dan sentiasa ingin memperjuangkan kepentingan masing-masing Interaksi sosial dalam sesebuah masyarakat adalah berdasarkan konflik, bukan kerjasama atau kompromi. Konflik i. Lahir dari ketidaksamaan status sosial (menjurus kepada penindasan dan perebutan kuasa). ii. Positif - perubahan pada status ekonomi sosial dan struktur sosial iii. Negatif - wujudnya golongan masyarakat yang tidak seimbang (ekonomi, politik, dll) 9. Perspektif Fungsionalisme Mengkaji fungsi perlakuan sosial atau institusi dalam aktiviti yang menyumbang kepada penerusan masyarakat. Tiga andaian menentukan kelancaran proses sosialisasi dalam masyarakat iaitu stabiliti, harmoni dan evolusi (Brinkerhoff dan White, 1989). Mementingkan peranan sekolah sebagai institusi utama untuk menerapkan nilai sosial sesebuah masyarakat ke dalam individu-individu baru. 10. Teori- Teori Sosialisasi Perkembangan Kognitif (Jean Piaget) Pemerolehan Moral & Identiti Personal Melalui Hubungan Kekeluargaan (Freud) Penerapan Kategori Moral & Nilai Sosial (Durkheim) Pemerolehan Konsep Diri & Identiti Sosial (Mead) Perkembangan Kemahiran Sosial Menjayakan Interaksi Dalam Komunikasi Linguistik (Bernstein) 11. Jenis- Jenis Sosialisasi 12. Agen Sosialisasi Keluarga Rakan Sebaya Tempat Kerja Media Massa Sekolah 13. Sekolah Sebagai Agen Sosialisasi 14. Sosialisasi Dalam Bilik Darjah 15. Sosialisasi Luar Bilik Darjah 16. Sosialisasi Luar Bilik Darjah Tempat di mana kanak-kanak mendapat kawankawan baru, perpecahan persahabatan, tempat belajar dan menggunakan kata- kata kesat, dan tempat di mana kanak-kanak boleh men

slideshare.net

AADK dan sekolah dalam subjek sekolah dan masyarakat

Agensi Anti-Dadah Kebangsaan (AADK) dan sek memiliki peran yang penting dalam membentuk kesadaran anti-dadah masyarakat.

  1. Peran AADK: AADK bertanggung jawab dalam menyediakan program-program pencegahan penyalahgunaan dadah masyarakat. Mereka menyediakan informasi, pendidikan, danumber daya untuk membantu individu dan komunitas memami risiko penyalahgunaan dadah dan caraencegahnya.
    • AADK juga terlibat dalam kampanyeampanye anti-dadah dan menyediakan program rehabilitasi untuk individu yang terlibat dalam penyalahgunaan dadah. Mka berperan dalam memberikanawatan dan dukungan bagi individu yang membutuhkan bant untuk pulih dari penyalahgunaan dadah.

. Peran Sekolah:

  • Sekolah memiliki peran dalam menyediakan pendidikan anti-dadah kepada siswa, memkenalkan mereka pada bahaya penyalahgunaanah, dan mengajarkan keterampilan pengambilan keputusan yang tepat.
  • Mereka juga dapat menjalin kerjasama dengan AADK untukadakan program-program pendidikan anti-dadah,und narasumber, dan mengintegrasikan topik tentang bahaya penyalahgunaan dadah ke dalam kurikulum.

Kolaborasiara AADK dan sekolah dapat memberikan dampak yang signifikan dalam membentuk kesadaran anti-dadah di masyarakat khususnya dengan memulai pencegahanjak dini melalui pendidikan di lingkunganolah.

_?yqr+16gsft Td*VR*>>]4VU$Tp&XC3Pi" *K&HI4jXJ2q&8MH!"$ARJzR!tuNRZQkhn#e/g]</5xo;Ifm\bvXMvs+.31(A)`ptO 3CC88i!} m)neBpY/#?SE-g|Sx_e1]/=N+*c"cq~tMgDJmE 3ZAt!X?~>sclfB(FK UBqusWS QRyZw%'g0N5$,q~~P+>;R^Qg|g5}|O|<1~l` $BB_i4?I%*EW05-uPP4QQ[JY(s=IR;i}3`.kMNbrNQ1GvVJP9\/ylx5t<6U_:N|cW)^7PsMN(+Riu#{)3:/>-<%XxKV("(NO:tu|']lj(Xl%HzYQ E5,0DIX@Z*5 cxgxR5EFis'e^?@iW#AjsZc? q*XB^-//`dbHa arRveyW=&SMvB YF,jShZ sJxQMWG#F\@s\ viJF u|g}3]s&$ ]qeF}<#Yn|ywP"CVkD`C++|~(7xJHv]0_L}8Xd:SJqfH }o>t>MW8QI 2}0\?]`wSo'&77%%dy6 lHhh%z`){2X =5HON2@atm,`/9{9p*K+)H{-^frZLI&Hz8l0Na_G)o7E:JC=Cd^lF0C@H ! QT H0,mq<&chjlU;J}ax n&>>G. YcLZ&xp:(nM D*$oi Votk/DpMI (~ <%^Z|yWUh7th5e ,}& ($s :&keW(r }5--x;K7C|Zxvp6Eq `2^G )3i/g+{F zI&@C%6Vfstk71lS<4.Y[U$mN_=7;]y(C-`L$+ eprbeA eT{fZ9zM/'Unn-vSi.V(&\XOizzqNQE}, Nm l#esYn;::^Er4KP?>e|D?_Z:>rm>WwuHnc!fC\ - oMOsXVqJSg LC$ X(8PpH ORnV94kZbe*\@faAap*n7MaK&cC<99<K-D_KU8n8<[)7kCd 1. d@NG b1qF]h@-;6O gt^?*_o>@d[H^I\s|xwm6uIL"Jmt1(h"TJP+2YVWi$uWq+5gASQ )8$#]|c6W,(XbZ^rAu_^c~1P2:0q{XWP.R7tMkf0qnp2:Kbe}_xxC&<2)3s y\HmX#H&/P9Vs/n\:u"u!J`:eG3>c qB0 Pr @-i:JeB!4mV4VQ^M?DH}LX sf2 p/pPqS7` 31A |82Y&r*pM ( &feXeZVE; 5O&UuIDM3n H]A `|F EQ&mk[k bes@:=o 0cq+#bW^V4tDwu'NQImS[@z1?iJ:qXI[B01RP"Ex"=Df|H\$P[-<Ek5 < QJ#H0Dh:xTBy9 WU-?aJ+ 2> 2Tt*UJ '}(`kt'NSNS6Bi=a{qpk^v{J>^L]R@r*9*/~-\MKZfDG%Hg77-:X73A0<w^usplg|37}??wES-;]%2R%0 r7%bb2vJ# CL }X2b8V(,bK aDge%VCpT1S'H47Z^6z#s/PV1D_q;qD#]5Qs3k&ZX;j%/5VVD]ib[2~[6L}/0]pyi:(Nc.5:5[E$HS4S4#NH:)tOq=b53U,ZiL\FXwEKV1u1l{,>GCwnLz)_2w+w %N) "4IL }0-/XXUF26YV1dwf,dG?.X *&ow mX/|pD[`pplZ/fT='< [- <#2%(J< 6* iiTyAj%dxHW$IS4MW(!lAS3W"R80Gm"gT ;:SFGW|z`uuk.XeAf/0wF$| ++<'xqZ;-!qK@L)YY"(489FOaYfDsDgw&`#TjajF4PU|I>n_Z_T;3+k?T'pVcbtb{9q{- " Q:0==Hh ;I57\RvIC6=_>* W-M*bh1<:_=NY*^6}xUxU'.U6u0bAUD>i(5H #W `B#%77R *8 TxRvHnE3JXPW-N-j3"L={z(tRv<~LN*er(gXG i1?W9#1D)&e5Ybqi$Ix} %v1RXw;y>q] M= @RbtC {v /MY!T7e'vbdZ:+>8yT4Af g6 ?@ikAwRQ F@[QgOBj+@KJ*xMH^_vz@=\edo/[A_=pV#5W?<lQx ck."!(Dh#d \+"7qQCJ)B))G.]Du&CVwv|G A q(P8>xPp3TlZ8);)d(:b})B"%$3Bx 1JN%Z6PsJn?O[1}<CKrx3G{@FP  3Rn9Ns IqJ N\^ 2h$btf *L* }\<!7Y|w 4%URJF9  %':Ij(*Wny%4juhU<*]Kc 9`ikPZ57b5dJK;.,,H>T)9Au)G" T\Jf@(u6S$ gB)2Z7ml22arW A <#$!8 %8ln-<Qp<kyucn|s/wNikB>7o.VF@qS Vfo_}R*`c[ {>J, <BE'YBc#7c^X%Udgk .SUOgunZC2]U]7F +&Fp}2l?=(S9c}cg&n >72C~ >>V vWfL0f,&!jma 6]0~Wsm91EDYmq07!jLnUZra^=8X[h'SIhPfhX/e]?EO/ w]|/sM)7MN:@*p012ROhM\~[.hw"&blIK.=;ubmt`:~Lz\ 0iJn'4j# ":*T )G(4kX\io, (vGO.RFzHSASs 7R7ICC.RL "jT(N4)4i&9:[yk)hVQNvQOE2 ;6z$>v==d[v /d<7EzZJ_-IKctT^%*O2PYUB}YtX6cVH_^vVf1PgXQs:6qFH&\abdqm' U !2 v\B&xM0+g oSh'\A&\A& 4SJrET< A Rp yaEr\bL s&%J+CsJ&KlsUG3(F *R*~+m !5xB%y@9"j:a:}f s|h:U#Ru_( ?t+?/~w}>qXSDsF:WO;}4!C1<ev)g]MEh,{)Q,Kb`T PU6vU>vaSG T~c:b(&4~`5sGwFq]y3Y=6YHl[^pLWX %)]UHLkFD?\j+BGUHPZ {{e}g3s)[\tj8L8NHs]Mx$qer5 "J}CA%8:cNtk9 iP@4)4!C@ '@TftM$:Bd@xBt8]h:U=>wWS|/j_AfEaZ7$EF@` .0ajY/EF@XI Rhd'h*0aanfu:^Uk,z6}.=H7Y%UBO2 {:w9e>R0KPQW.<&eO:U%CKUkzO@27Won\?;y9i[@d*x31-WbqF. N+d,PIM0SjP#>o,Dv:l6m-U*6': y8C1&vD:+}@(.9>c1<O??z[F$ (yeJ&D pAW f v#&1- z.he1}Pjh#OSJ!lnE ~ [yp!hl)>f[HJI!vyIT]*= <gOJ[[ }e?Mu|g/0VAcBwZ^`+Sf/ ~y=0 n0RN0u .GaPa_o@TL+lohA7@t{7}bwvC={>b _P&l=Z7<_<|M%W 5"Q, D`Hb j@-61 y2f& f f'g|>xxa>riVB*&fdm7^ 0>*^k {1R1Nv [1 aa+ cVe6tu;BU:ru[J3,aZMr

jkm.gov.my

%PDF-1.7 % 200 0 obj <> endobj xref 200 53 0000000016 00000 n 0000002564 00000 n 0000002734 00000 n 0000003769 00000 n 0000003912 00000 n 0000004392 00000 n 0000004941 00000 n 0000004968 00000 n 0000005005 00000 n 0000005591 00000 n 0000005705 00000 n 0000005817 00000 n 0000006082 00000 n 0000006344 00000 n 0000006912 00000 n 0000007505 00000 n 0000010142 00000 n 0000010399 00000 n 0000011022 00000 n 0000011589 00000 n 0000012040 00000 n 0000012749 00000 n 0000014459 00000 n 0000016169 00000 n 0000029117 00000 n 0000031298 00000 n 0000031428 00000 n 0000031503 00000 n 0000057228 00000 n 0000057303 00000 n 0000057633 00000 n 0000057699 00000 n 0000057816 00000 n 0000058173 00000 n 0000059883 00000 n 0000060244 00000 n 0000060565 00000 n 0000060962 00000 n 0000061286 00000 n 0000061361 00000 n 0000061662 00000 n 0000074610 00000 n 0000098740 00000 n 0000110447 00000 n 0000113096 00000 n 0000113166 00000 n 0000113278 00000 n 0000135899 00000 n 0000136179 00000 n 0000136761 00000 n 0000136885 00000 n 0000136916 00000 n 0000001356 00000 n trailer <]/Prev 256568>> startxref 0 %%EOF 252 0 obj <>stream hb```f``U B@1v=@ +P`aQF/CX0x:.` acrszg*?~L\2NzDe{NM+ EEw1rtzv|g$,7Y#d .Jh MX_{{_6-1iAve,@5fQ\2.i2ISN:i kD?7'=>Z+a.kL2D\b{:_?{f][Yg$d` S,L&mu=3wLZj}qS&1:wIx|l )1j=KIHyx)Q@e 0T aTrc@h#&l4? | BQ!a nzBX,d\b8Al 4e=h   > ,*4mfe|A@B`]q@{ jyS9^;'R[^jToGk]R} 5@P=:@|OPe@|IvX endstream endobj 201 0 obj <>>> endobj 202 0 obj </LastModified/NumberofPages 1/OriginalDocumentID/PageUIDList<>/PageWidthList<>>>>>/Resources<>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text]/XObject<>>>/Rotate 0/Thumb 173 0 R/TrimBox[0.0 0.0 498.898 708.661]/Type/Page>> endobj 203 0 obj <> endobj 204 0 obj <> endobj 205 0 obj <> endobj 206 0 obj [248 0 R] endobj 207 0 obj [/ICCBased 243 0 R] endobj 208 0 obj <>stream H\@}9s1J!1i/|3 'SIwf~fwv >5pmZImCrx6OmSxNoS_Kq]6s/.Cw%f1W,s4Cnc/!=6Igtn~SR9Wyw=y~#E.--sr.$`! =X 6S\-y ~'A t8J~sW] w%pW] ={<*"*"ewEwewEwewEwewEwewEwewEwewEwewEwewEwewEwcwCwo7o7gyl].y-rX>NM<L6iqy,'SbFSx' endstream endobj 209 0 obj <> endobj 210 0 obj <> endobj 211 0 obj <> endobj 212 0 obj <> endobj 213 0 obj <>stream H\n0y /E__RDXa" Nd# |va64v0-uy6NE9\4McuNwcx,oigk{x46M%Tf6}8A_k{ \=|}Oy;~`2v!ik]w]+.;m*7WUd?/s,y5-Xvdd7\a W+ r\a K%f Yd_D'F~8^9z:x:z:x:z:x:z:x::88(**((((((((Y\]r]]]]]]]]]GwOggOggOggOggOOOO77OO. 0aj endstream endobj 214 0 obj <>stream H\0F}\sqP(j 3`5Sk/f30"&q}l2u'0OlRCQOjo2E<[Og.xoOycov\E"RfE>[sBzN1Mmgvh{zCn]I"Si# RP m<C*TAAe:@'@{/>%*>%*>%*>U S, 4ti&_&_"."M /jh2(zf&L;MES!uo8&KNd)*SNOCFRTUY>stream HWko8n (z?vtdSXj3deM7\J(I[,@x>/6[U#->_65Z.gXx-X\C:rU<|qYlQxx?`e*s:e9mn%a9_YEyx<8wr8yw b/l+flZBzn%/WRFNd9Q.E: '.wr|ff~scvGvu=c Ia sVI_V. ]lJw2h}H?(X}L?"#y]1BcN'ND@QkA~mozm;Js7xIHZ ~zPaa,>%?*o7&ME*r|L6\MAKgdKS"C7Af`Atl_.I!Jkm6bb6?8Tn(vRueEYO4S(wp@~@ !O~e;`w6 {zyEn$7l DCf6\SE:h6q?H&y;mvk:`dFQ$lB-<9+:d2QlpmKN.d%vQR (D ;JFe]?0O"l\!w%;u]%G`#z2[A ["t 1RR=/j^K7Uh?8f'I+AhQR- fmX u5< #1CY[1MHV]78>Or;yo%dDX3+{ Nrny}`RJ(QCD.TlsZK:/d'ustEzxuoKkv'7zCJ I#]~Uz|NujB>5MYV yoS;F#hF C` \qgg`m-|ogQW|/*27sq1Gv:EVFCkf&te+gCT|pRQ84 n5a[nlbiB(uT.$cdl&+ `ns<{:E2!9N0Vj-~/9%5i]**cVdqW+ 2}jB|>^]`!;'Nqv3 "nyF,f# "m9tJb~{I'x n#9 C;B&/6kuj9 N,%]n+l0+;C@ -(G6JT(lovX %nf(\|Py-& Oj )(zC [^ 3eQ+x8Vzmm7M>3t6jJnawa]&@Awxa{|ihm8>ix$ZBkDk &tsMA~$D1]b [oU?q ]/s-RMix:[i HbV<$uYtw@|' OgiW9KRCLF7[p*q"|#UbmVbWobO=GeuR`j#~=|\# OnrD@ nwd]Cj;D!)@%;M?32&4(LJGfoPPYv;*8aUVVMQTQ &+h}65fLs}NAc_$UAx3^K) &_[~k'k($n N;QMWZ*~] yteO W6.8 WJ5w5 #e9M*a]P:>{QMZ}:{JJH,8{~l*oX&KX2d6LUG"&I 3=9 ^D>Dfa /D!al endstream endobj 216 0 obj <> endobj 217 0 obj <>stream H\jP\>lJ4~*j h

oarep.usim.edu.my

Akidah merupakan kunci hubungan dan keyakinan umat Islam kepada Allah SWT. Perkara pertama yang dilakukan Rasulullah SAW ketika diutuskan sebagai Rasul adalah membetulkan akidah masyarakat yang telah terpesong. Di Malaysia, umat Islam berpegang dengan akidah berdasarkan aliran Ahli Sunnah Waljamaah. Meskipun pembelajaran akidah ini telah diterapkan sejak bangku sekolah lagi, namun cabaran penghayatan akidah belia kini berada di tahap yang membimbangkan. Hal ini mengakibatkan pelbagai krisis dan masalah. Dalam menangani isu belia, permasalahan dadah merupakan isu serius yang sering diberi perhatian. Statistik pertambahan penagih dadah belia baru dan berulang pada saban tahun amat meresahkan meskipun pelbagai pendekatan telah diambil untuk menyelesaikan isu ini. Terdapat keperluan untuk mengenalpasti elemen penghayatan akidah dalam membina daya tahan belia untuk menangani isu dadah. Hal ini kerana daya tahan yang kuat dilihat sebagai faktor pelindung daripada terjebak dengan najis dadah. Justeru, berdasarkan metode kualitatif kepustakaan, artikel ini membincangkan elemen penghayatan akidah yang dapat membina daya tahan belia lalu membentuk pencegahan dadah yang berkesan. Dapatan artikel ini menunjukkan elemen penghayatan akidah, iaitu kefahaman, perasaan dan amalan mempunyai faktor pelindung kepercayaan, pengharapan, pengawasan, konsep balasan, ketaatan, pengawasan, keredaan, kesyukuran, penghargaan, kecintaan, kecekalan, kepatuhan, pengurusan diri dan ketekunan. Nilai-nilai ini menyumbang kepada daya tahan individu. Oleh yang demikian, elemen penghayatan akidah hendaklah diperkasakan dalam strategi pencegahan dan diberi perhatian oleh pihak sewajarnya supaya usaha pencegahan dadah di negara ini dapat diperkasakan.

researchgate.net

sekolah berkesan hubungan interpersonal dalam subjek sekolah dan masyarakat

Sekolah memainkan peran penting dalam memenghi hubungan interpersonal dalam subjek sekolah dan masyarakat Beberapa cara di mana sekolah berdampak pada hubungan interpersonal termasuk:

  1. Pendidikan Nilai dan Etika: Sekolah memperalkan nilai-nilai, etika, dan norma-norma perilaku berlaku dalam masyarakat kepada para siswa. Dengan melakukan demikian, sekolah membantu membentuk landasan bagi hubungan interpersonal yang positif dan sehat di antara individu dalam masyarakat.

  2. Pembentukan Keterampilan Sosial:alui program pendidikan, kegiatan ekstrakikuler, dan interaksi sehari-hari di sekolah, siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan keteran sosial mereka. Hal ini akan memengaruhi bagana siswa berinteraksi dan membentuk hubungan dengan orang lain di dalam dan di luar lingkungan sekolah.

3.aborasi dengan Masyarakat: Sekolah yang aktif berkolaborasi dengan masyarakat juga dapat memengaruhi hubungan interpersonal. Melalui program-program keterlibatan masyarakat, siswa belajar untuk bekerja sama dengan individu danompok di luar sekolah, memperluas jaringan sosial, dan memahami dinamika hubungan interpersonal masyarakat.

Dengan demikian, sekolah tidak hanya memiliki peran dalam memberikan pendidikan akademis, tetapi juga berdampak pada cara individu berinteraksi dan membentuk hubungan interpersonal di masyarakat.

%PDF-1.4 % 297 0 obj <> endobj xref 297 38 0000000016 00000 n 0000001749 00000 n 0000001914 00000 n 0000002394 00000 n 0000002972 00000 n 0000003555 00000 n 0000003915 00000 n 0000004184 00000 n 0000004819 00000 n 0000005094 00000 n 0000005519 00000 n 0000005631 00000 n 0000005909 00000 n 0000006524 00000 n 0000008277 00000 n 0000008426 00000 n 0000008453 00000 n 0000008975 00000 n 0000010711 00000 n 0000012319 00000 n 0000012433 00000 n 0000012547 00000 n 0000014312 00000 n 0000015904 00000 n 0000016285 00000 n 0000016538 00000 n 0000018452 00000 n 0000019929 00000 n 0000021339 00000 n 0000075227 00000 n 0000107260 00000 n 0000117666 00000 n 0000155199 00000 n 0000186310 00000 n 0000186588 00000 n 0000186658 00000 n 0000001567 00000 n 0000001077 00000 n trailer <<56F24812181FCE44ACE4A19271C6AE0C>]>> startxref 0 %%EOF 334 0 obj <>stream xb```b``AX,  PU/fh8A+1>/Size 297/Type/XRef>>stream xbbb`b``3   Lk endstream endobj 298 0 obj <>/ViewerPreferences<>/Metadata 32 0 R/Pages 31 0 R/StructTreeRoot 34 0 R/Type/Catalog/PageLabels 29 0 R>> endobj 299 0 obj <>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text]/ExtGState<>>>/Type/Page>> endobj 300 0 obj <> endobj 301 0 obj <> endobj 302 0 obj <> endobj 303 0 obj <> endobj 304 0 obj <>stream H\@}&:T A\tc 1./2Rzv|vpM[>U}emw8geeni9 M~w.]O<nt3\&})|Zmv5y+91PuZ#Yjf+mlC_ bkaow;Jzst.4NOv@a4{=f~C{=fY`f` fY`fY`fY`fY`fY`f3~_W~?+J4+Jt*Jt*J(NsOi  m?w X+ endstream endobj 305 0 obj <> endobj 306 0 obj <>stream H\0yC -x`+1D{7)]XA/3~fF;Sp KR{5?F'_i1G~qWfzsn `f:Kk_x6l|_ba5LUZsV)yqOk[<9rE\!, ')q%"g g%x=29#O4B>"(% /_ % r,MVjb^sazeG}W endstream endobj 307 0 obj <> endobj 308 0 obj <> endobj 309 0 obj <>stream H\@=OQEn$dy!  z"w]}8S?tS]6c<CVlyo/i~e?Y]Gx{tc|oS~8_'^0[]Oif\eO.]SZ1r9/i]Mf8^ct8t]w3euW33r\!o;+ks<@.KdYs@VfE6fCi N)>stream HW[o6~7Aj7"@jo-yD)*."M}y'Qm8<%+FFp4}:M 5x#FA[p<JdVR [h>EKb-qc.^F .he'&`Ln?1gfc.n x#o#y/ea}A(3@g[0}k!m0 maE<6-A^8rk vuhLm,T<Q*" 4xavsR: >5]X`Iy}I(<$C2B&&!3}dH^iXv,8GrZ>mR=b :k95n@w8Or M1w.*^7e;1Ud .LNks_87Tj7EkyC7#MoP@yKa T\l vv bJ*Tg?^@< gj)@j^+5zql4fjKv,qo] |WE[viG~7 '{^k7MygFqw<I+8'!Bx'7dE{* !qC X6x{0.+^jwaM/qX|xwfLSOf8WyLJ5<~C@W@ ( 6h rAPE`I1_(};sqV6~m,_7&C=]5o=;T}qJ])uGV _JU+&55jkjp<y&VE@59oUT:1:T!tOoE(hG"i w"|pK(g S )E'dxcffz/~{T4 ~(E(MOP72S`eJA7 B* }=pzAQAc~7X-jm%|WmPj},/e$N *vv9?pdC%5|x^\Eq~X.zF<*Ow(,/u&AF~9(wq?@Xbc|Ne)X~G7/[i}&;9HLAL` endstream endobj 311 0 obj <> endobj 312 0 obj [332 0 R] endobj 313 0 obj <>stream H\Kk0FZ^ C4<VRC#Yc:0so' C{t8 6C]zvZ(f>>nyk)<[7s ?qtW'Q;5Db/.%f1:Q%.9L;t66 l]}|u"v:MHzQTEhDezIrJHC i r^-v[*)'j$*l%~?IMIMIM 'S 9ESK.)dR>stream Hn8_#ZRHmG+7q pcbfOg|G`NOfYl/rW<%iL]n57nP 5k:xWo_$$J]VY0UiPV~-~xX\<;!{'L{-.-a!U*9 }lVzvtCksZltGUef4xeS? t BgCJvC|yE-kAf] ogn[A2IoY;`cu}O#O,xbijyc[< 3H3jD% (e>p K:k -\9\tW KL4UqP)E)[%"Nqu_(QxFpD1A?`9yc3v` SgK%l'{rtst{"`3dW;3UMK8$Y{{7Yi`v Z,,rss(B ?G5`uW\=H;>zypQXPs%4q[QU#|{mihW^J44c RuKrRHZ+*N?:p/KDv+ihG3E C:b`_n\1IpSbW-m;!}%1UL`lcz~P-@*m,Q ev-\-81aK _<DShf[$Q$am9J):43T{ >w hfe$0#U~Ng;2acXJE*md{UcKJe'=6)r:QqgoZnWw5/g0dY+Ev*K?hU@jx=r}]5[DcL8=Z++HLE"%g7 9>7ixA@?uW]Kg^ j: #1!#L2fz3zP/~+Y3~} #BCUR ~//#' endstream endobj 315 0 obj <>stream HWYo6~ )QWHIc oWSRH>- ayy\<x7rXRrI,b_0/ g%YWEJ0$I6'd|6/b#*iO"_3sIJ& a)u MRM7Ml4voztj$4/n}g}?>tIRkf=io kG;PCNqL;oY,8Wf-huWxi^/RP'-ni<{i{#?A{eI/{aap-O P` Ur1Q|"sh a#h8RgxvAA>m^&)xh\3P`$6EU+Fnj8x%VGRi(MeyYVw@GLGLdmQYpnD}I62 m6Z 6CnQUu b$V3009 >ZSu8:  $ b.)06E FUj7;y;|d<QMxX~x} :px.9 .:e Qt`gYWrSvz]+N"BvVRkvzga>;7}zG#F-V/w=xEk Wu7N~)`eGYE!|TPrD )aodb.yg. >8pP,H:T S$TC gS\ TT2Jb[fe

journalarticle.ukm.my

%PDF-1.5 % 664 0 obj <> endobj xref 664 33 0000000016 00000 n 0000001730 00000 n 0000001852 00000 n 0000002234 00000 n 0000002392 00000 n 0000002537 00000 n 0000002691 00000 n 0000002865 00000 n 0000003046 00000 n 0000003225 00000 n 0000003459 00000 n 0000003805 00000 n 0000004050 00000 n 0000004386 00000 n 0000004625 00000 n 0000004931 00000 n 0000005713 00000 n 0000006466 00000 n 0000007213 00000 n 0000007969 00000 n 0000008701 00000 n 0000009376 00000 n 0000010067 00000 n 0000010732 00000 n 0000010875 00000 n 0000063942 00000 n 0000064205 00000 n 0000064514 00000 n 0000064583 00000 n 0000064755 00000 n 0000064781 00000 n 0000001537 00000 n 0000000975 00000 n trailer <<1E0927743F266B4FA26F500D93D26116>]>> startxref 0 %%EOF 696 0 obj<>stream xb```b``b`e`} @16p9pXV*H =wW;:rg>Iq<4rjPy--*hJYf2T0F;!E,* R N^""$3BlEJ_K x iw4dM3>/Size 664/Type/XRef>>stream xbb2a`b``3 1x4>G|j endstream endobj 665 0 obj<>/Metadata 60 0 R/Pages 59 0 R/StructTreeRoot 62 0 R/Type/Catalog/Lang(en-MY)>> endobj 666 0 obj<>/MediaBox[0 0 612 792]/Resources<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI]>>/Type/Page>> endobj 667 0 obj<>/A<>/F 4/StructParent 1>> endobj 668 0 obj<>/A<>/F 4/StructParent 2>> endobj 669 0 obj<>/A<>/F 4/StructParent 3>> endobj 670 0 obj<> endobj 671 0 obj<> endobj 672 0 obj<> endobj 673 0 obj<> endobj 674 0 obj[250 0 408 0 0 0 778 0 333 333 0 0 250 333 250 278 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 278 278 0 0 0 444 0 722 667 667 722 611 556 722 722 333 389 722 611 889 722 722 556 0 667 556 611 722 722 944 0 722 611 0 0 0 0 500 0 444 500 444 500 444 333 500 500 278 278 500 278 778 500 500 500 500 333 389 278 500 500 722 500 500 444] endobj 675 0 obj<> endobj 676 0 obj[250 0 0 0 0 0 0 0 333 333 0 0 250 333 250 278 500 500 500 500 500 500 500 500 500 0 333 0 0 0 0 500 920 611 611 667 722 611 611 722 722 333 444 667 556 833 667 722 611 722 611 500 556 722 611 0 0 556 556 0 0 0 0 500 0 500 500 444 500 444 278 500 500 278 278 444 278 722 500 500 500 0 389 389 278 500 444 667 0 444 389] endobj 677 0 obj<> endobj 678 0 obj[250 0 0 0 0 0 0 0 333 333 0 0 0 333 0 0 0 500 500 500 500 500 0 0 0 0 333 0 0 0 0 0 0 722 667 722 722 667 0 778 778 389 500 778 667 944 722 778 611 0 722 556 667 722 0 0 0 722 0 0 0 0 0 0 0 500 556 444 556 444 333 500 556 278 333 556 278 833 556 500 556 0 444 389 333 556 500 722 500 500] endobj 679 0 obj<>stream HT]o0}G?GGTU$eNY ZIPvBi _{`XVT>~R>} OI.rk|x w!DcgR@8\='pY&9Z5KKLS)MqdtMQ_pk?~U-s)}2-a"Ayp,D4=4>>jiJ;y!`~/lr D]vd}8>Uu^Wc:.QQUw,-zN=AxxIi:afaEyR>-au\[g@ILb1bU\LW$]_fv,O.m&P k.*-I) h"{rsK]LmS\Ra]g)E]JJWXx?x)7$f>q837$D|Kv%m$8"PL#"8G&Vm?A#3be 0w]sux  endstream endobj 680 0 obj<>stream HUN1|])/B4@+hP /ErH6(!H{$mVYZEJ6cMfpu G ?Hbh~<8 72G- t>sdtv8HI8hOUMGN {GD}MMhrh|3UUz5=eE#t,}dMWP4%69M j1)*A6j /i]DI,nTVjw"P@s9aKc J:p=81rF'-b)ZXt'6K4@qE{] /b) S$]k:(pU3q[V31O-C?A?N+FPwFPd_@b7M)'nvut'>stream HUMo0_|LJs%9$, cujdf3\VpCU a@n]??UHS6 }0M$wZ,z=5, A\}%cr?^g-fCnq][Q)LA|iTM91=[ endstream endobj 682 0 obj<>stream HUn0?H!>DAF/EJ:2-c*aEr~/JJ SRuI<kWTMd)-,/Xmbg%2!f n ],xS'o46Dp}1asXEE8Cp@V ^m M\| }$:14?)=Q{ pL\cU_RX1{fm-}k}%8*"]ti.n: {w*,{=-)MmjaYH6 ry-n{FLapd)Cm FY S% `sFKM>5LM zpnP Md!{x1%i04jxS'|FB-tw5#>1k4f169/p4/~G05 IK7 +b]}tR~}Ko=";c0cy]ObkZ1s T(iabHErRQ XibX go; endstream endobj 683 0 obj<>stream HU0 ?TH@Lhk^z*9xtRmDj|$qjp,+N/W:h,H0 x6|B BS{mL?G+][#Yb L`8 cT.c] O\=Patsq)bQAyBL) .@rT$9;2A5^D^ 5p~Uno^R~Q,v=vMn- {Gf3 p$0#mKfSj) "TVVY0~tykh<KHH`1R`Bxf?eV endstream endobj 684 0 obj<>stream HUK0GieKOzi/{m lJpIT)xyn_A8~QV2D!vym9P2}a*;04,UN-GvD9 %m(Y:d9=sc?(Cip;L's BwsvnC!*A^S`~b-Y} O\l&`o)]F8X`gw]KEt&?LrlwJ1<`|t@%&@cu[%BSWqQJOCS1W I0=9992sZ\?o)AH3r$"D2<@qxt*_SKpbwBUtZCbO7eDkXW,zair}Yfa(0=@Z[\E, u)#6l$VFj

journalarticle.ukm.my

%PDF-1.7 % 1 0 obj <>/Metadata 196 0 R/ViewerPreferences 197 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 24 0 R] /MediaBox[ 0 0 612 792] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xko{})R"XdM.[-m~=dKkG]$_&u|g/<2Owow&trq~[f' s'>_{![\^0 -oOO> Oa0H#9'{1wK'UDXGHx=]p.\($H.=7I8@wt;v8R%lx&p0t4mp"toi02f""m4DO8dq} {T :n@C}.&^2zW/HX}#ut'_NFI;3.5)3K"`# d~5|p34zFd xZ!Ki2)tw`I=EW,^7DD(m$)Mg!/lde+}Bev2Pld B#<,[aB ^]?6sL> 2+,d X)j !76. h"EnN-=cZ k6Y<Ejft -(_!ZH 6LuQ:2&6x@66xpOf'{aR9-91 dRp(+\eR>&#p~ynHe8~5-8=Rw7MdhlT8dJM4/eF pl9VYOHUUDk$CLHA %vIz\`(9G q&7P>UN&y9Cv'&E=T{R@8]F$*QE;whdbYtlmN@Lgjvo$|>KhyHphGHZ\Gp\M2Hlvoh}$$v|fUKV[lEF1;l\gb I9sFj[ *&6qlOm(%.%,5UBOx@mIvL+"BeA@1u>\l}-J rK9Sb<]=c%0,qz9buNIQX IXkqM$'Rh$waW%E>0m WO.o X whikYa]}o&QM{e0yK U:HE6Jy ;OJ2vq>OOV86gE8C BJI]/BtJ"yH$dVSe-!Lm]8Vv6k7T~&JF|DMHJUqIU ,OK-+s/&d eA[p3{=53faM0?&60d[;j(Hb#18 +G\1.* (<P_61X*:EdE-LbzBV 'XfX=i[h3Bx oV1#I .Gc  dfZ;Z-s30g[aeu6J|>Au bo]rB(fNf].5y+v?E"{qZ'#" 1l5gMob4Ri:^]Y[S|TW,hs#@QxJR1G!NG6wYL_$wXP:t]Dl \BjVxnL LG=DpU3=,!AKee0zWi)>H@@rmVr/~r"S?>C N?6SKCvy?N@@| d@@a_pE]pzKqB@=\*Iq8+NILNEZ9=TTf: jyNi# PwFS::5*AlHGn/y$GyYd,s TJ>LdUOyyP>TLgJo;jp%dO_S[ -*??>1;jOwaf#jj&:!N\DR;VEnJNx#\!G4=\BKE9wK_-K{$K)RKgCgW_nG5D4r*ZPZ,kw)uUNU\'d[u`3Z,BF;[#v 5kAV^h?j;):U^bManXQ !h{tYIo21D~"J?w\ 4hio6I1/O f2E8RE,..}6/> endobj 6 0 obj <> endobj 7 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 9 0 obj <> endobj 10 0 obj [ 11 0 R] endobj 11 0 obj <> endobj 12 0 obj <> endobj 13 0 obj <> endobj 14 0 obj <> endobj 15 0 obj <> endobj 16 0 obj <> endobj 17 0 obj <> endobj 18 0 obj <> endobj 19 0 obj <> endobj 20 0 obj <> endobj 21 0 obj <> endobj 22 0 obj <> endobj 23 0 obj <> endobj 24 0 obj <>/F 4/A<>/StructParent 1>> endobj 25 0 obj <> endobj 26 0 obj [ 27 0 R] endobj 27 0 obj <> endobj 28 0 obj <> endobj 29 0 obj <> endobj 30 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 612 792] /Contents 31 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 2>> endobj 31 0 obj <> stream x\s6n,76i\nM*-ZfI >~XoOZV7mmk.v^,jy;g !KoVH.T t2]w[ eLu,k=yDRd.NRLV"8M-[OaHo*j\-w4{HbAXGe I^{pcl}g}&)ZiTZ| WcPb@\Yo^sYpyMVlL2`dTv= AFf[#,}P/B|~2 SVI6CTTrkIzCzJL@gh fPgU}8k6K5c?l# "3W;g** oj jbPmKevW]=S?'&Q( ofYP@U3+V{{!(jgL,$Z ;",&cjSj1g#}d8SfW%P"z(>)%Bt"*t=D'YbbYaj&X*^0g'@B6r%ZLQ^3j/0G2(/NR8=f%J|*tw^ %WO/ ~?6L,+y)%IEI5ckU1TUy_?5i=3b\8eruq-I<&B DbU5"%T9Y1}{Vz `cw|pevGA_T]8 *NRwt]835]DP;2&+x2 3FE$TiQ I_+~f=B d7\@z\vMa4}Zd"eZMH_afC>Up%4S>6%v$U9. D5n*o>>~/&_x]nZiZmyZ!v:d>b tTI&: :dG<-Z* dFFp n6h^P2n)^mRpehG0%mlQxRHa"b.JI'"4d7> R@H73HbkrC_G$AvV=n`>JD`etb^1`-ak+*8/nmM~5W<'rz!=x0^&uXs [QDA:lehru ZTp_/XG ?S[So@jN|n(Q%:>2,`FhF eoX;[P5T8q^F t}%jw/Yxqa$o.C T(?Ak endstream endobj 32 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 612 792] /Contents 33 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 3>> endobj 33 0 obj <> stream xkoF~*CDs| v. $JG _3$%qp-P.9zrVo6{'7OnO:ng[|z;QOz1M2UG7G'Y?>b-ADRzxf~N>]~:>Dd*"d*{}_?GCN0is6ao;f~W5!torw8qpheL# +MifLNbh*@;T4rvpR$8ws;\H@HCBFEdOdqYeiHo2Dxd<!^2Nx d",zz#8H~:+=&\y7uXW0`Tp#2`E| &SxM/'};m:kFG1i1 6:#eDzy 7i%d=`" ^sK-@mBawQQ$VX!!&2Ex%#i zex+gt}'-#&%8_o=x^o9#+Mm  !@Ib$|$#D@= AU+-&P>x'ooIN>)8,(mI.<eh2If p# bOovSI3 {7l?LAXYAyla` K8x|" 1i( 5^k*I'bzVtt q:~,W#&90(l9 "q+4m(-/Ij^}@y\kNI"V :jG>%qs6zf@24o? ]$aIpV>x3c# ;o wiN)PT#&0)i-D:+7Pjr(M

conference.kuis.edu.my

sekolah berkesan hubungan fizikal dalam subjek sekolah dan masyarakat

Dalam konteks hubungan fisik antara sekolah dan masyarakat, beberapa cara di mana sekolah dapat berperan secara efektif meliputi:

  1. Sarana Pendidikan Fisik: Sekolah berperan dalam menyediakan fasilitas fisik yang mendukung pendidikan, seperti lapangan olahraga, laboratorium, perpustakaan, dan ruang kelas yang memadai. Fasilitas ini tidak hanya digunakan untuk keperluan pendidikan, tetapi juga dapat dibuka untuk kegiatan komunitas di luar jamolah.

  2. Penggunaan Ruang Sekolah untuk Kegiatan Komunitas: Sekolah dapat mengizinkan masyarakat untuk menggunakan fasilitas fisiknya untuk kegiatan komunitas, seperti pertemuan, seminar, atau acara seni dan budaya. Hal ini dapat memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat serta memanfaatkan sumber daya fisik sekolah secara optimal.

  3. Kolaborasi dalam Proyek Fisik: Program-program pembangunan fisik atau proyek-proyek lingkungan hidup dapat melibatkan kerjasama antara sekolah dan masyarakat. Contohnya, proyek penanaman pohon, kampanye lingkungan, atau program kebersihan bersama dapat melibatkan siswa, guru, orang tua, dan anggota masyarakat.

Dengan demikian, melalui pemanfaatan fasilitas fisik sekolah dan kolaborasi dalam proyek-proyek fisik, sekolah dapat memainkan peran yang efektif dalam membangun hubungan fisik yang positif dengan masyarakat.

%PDF-1.7 % 1 0 obj <>/Metadata 629 0 R/ViewerPreferences 630 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 17 0 R] /MediaBox[ 0 0 612 792] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream x=ksF]OWa+Z9v! 4%! y3HK]D1w4vI|ux__Vj;/W/.X/?x< ~<g'o~^a'0Dx| waORo))e~x{< & 3? 2|&rPO^z ?/c8 ^{pCk}wh 4$iOR/r? GD~> E4f;9m8WP%}0`S@H?.8& h ?$d7X,hGv.a(a"j G z'{d2 4{@{Y^myv.?hyB9wueRQtNvl4?] #K/8;7( yFmW<~J}M/^w;f}G/;0)F_{ Cka2Dw/DOD`QKH?h[C&OLWRP } W/eIG#Z44j2\0@yS /D^a2)8^7_m 4eOGA'\8Y:$~[pGpY^"XZz/jyo#C'KbV.C0N zJ#BE2;@7vrrE`$?n;n{d9<`Y_xU/]2~\?l@CC?_SpZT-+gx4i^';wD/YJ0.Yt}%L^G]%B'5zu?za =AQxRMAZ s/nH;LO-/Kc bJ_8Ou.+RK+3h j+22F|"-:-Xx#%^?z$ I!5#D(="Q uO3"&LQ*}!|BB!AC:bh_(BqM$$D NXB S^17eH5 T2HSxzS'@@- g fWbAg'21 u j[|'[Oa6W<ZOA} AI8QBUx7 <a\ AZF# pp&lN,/vIypByoBeLYR:;\yaP ,z?` &' c<};ana D'F(s R b 5  q**-KC4 \OjY~^E7q Y%?ga^G_ /]OZ5L?(ko ay@bY1I_m\I0sQ$p )NC-=7OI{2o8;iP~d/I3lU h]EOf{ =|wq1e(_k #Vo0T=|S>_U9t3\TwT( r8l*W &%x2'zwbZ M4vm%Gm2S~`m 5bG2 5g ,(0S) f `=x3+Tw1nN"!Lj2jmz4sV"k(4~ VHaRdB;@FP"b%]$/NDHb~GyKBfx2< bD5 Lt_*:ETA'J_}& :iYFe,)~3cZ^DH @ 4I0h-b@9xCNvg2cQojZJB SoUWMxGm%fE.19'X)VG-71s4l6dCiY1'2 6|@0rvaoWv;O$Dy38J pUQqd ]h^jRiH"}DXg(PP3/4ml _F.z3 mr@`hjm09y\8%*MD+t{k@U D*he Bc]~M4 R(Hw[ ;v0SMU$S(Om;45vZzEl@q|q5c(;ksl&`/V~ E ]!iz*qpa+ZvA`C.=,CLG -Yw 6"x4_~qan_ixu4w# VMMB#M}`5 Atgl*1 \5rkMSqup)JClvM]J]v`d;}0?Egwpr*"8?!v/_NJQ&Cs$lh "~[j1C@\&O+}mm v:vEOV_~b u p~4o* ZA:kTXG_.j*jn2ia_BSv DS2"kxR [3z"K=A5t#"uQ=QQ%nAmame&m_zVCs>w[DEL(}V,iJT7N',=Kh~UnF@a}n [mjZ9D+UEW]tsd^7940:j - KrMLA. K<-3P!4e< <$%S_eXI?hIO~R;7Km)f BoqI"|{&x{J$9;N Le'H Vx~@/OG$|Sc_\O'/2_:}|PBFV+J'mR`>;f%88<9}nywng~NW m<ebWiLqtnt'[_=i8)?plm6.z E\I)9v)JMB u YqLM fJn(e8 'n8k :0[=20Z/#(klQDGivK_d[`P> {l 0r8I+vPZu)cR4tq/~tj~=W8H6T<qWxL3")a"E2P<(T-O,+=3Vf' 5;CvEnWHiiV']x'wKGw)AMgSC3 C^ifP:4^ZN<{y6(#oQaaVX.KtK5@~sAQswc"bEn #]0e=~pp-XQyg9i__HS;?_;8zn"`![`) K9EY|ZWb59}ork\'v:U3CGX.HR}A=ly(?YjDc8lV/m<vf9MlLC*r0qGUz@USr0+3+FyDvvZYv#0x:@R!p K$;LhfGJ%oRsC[`-W\_EWc1.1TVxIt#^ B(W6ncRt4;`n_A<}3l[]$6m:4T0 rrod>zWE~)2e65Z[EQDwm-Y0p"2 J*x/Gq4RO{CSlkaU[x5zsn3-Y2$~"rT_`FKz<kAdFho2=KJsAJ|WQB:qVj(qb{ rr&_["wopNEf((Q7RCA5y)kp{D$ mdQ}A(Ug.u2hZ}:M4CfSDQ%kZ26quqg?y*K%ML endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> endobj 7 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 9 0 obj <> endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <> endobj 12 0 obj <> endobj 13 0 obj <> endobj 14 0 obj <> endobj 15 0 obj <> endobj 16 0 obj <> endobj 17 0 obj <>/F 4/A<>/StructParent 1>> endobj 18 0 obj <> endobj 19 0 obj <> endobj 20 0 obj <> endobj 21 0 obj <> endobj 22 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 612 792] /Contents 23 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 2>> endobj 23 0 obj <> stream x=?)%muTW{Lz2IV*;%Y-J+v_8\([$@T?~xpm~}k=_vac[7&x^TqDU_A|,*U,DAqYPdE(]r`O%?o_9^z1TV 1vMv:tk1dNd%{lc=' jICaklM3+~!iED?F44@BA#! ;)\rb2?_cB> ~!L Fq(7wD=\(mdB5C", 2(8(jnH+W(%p/k3QjuD+TZ;`K !?#i[HT m`^o:_gr^5d (nN#_jXJ D$;{ /Ja(FkCtRO Ql-^_F%sZIB[@hkl: w'uwLya^v6 wJnzL`,>^!l&,4Si%K6kdy$W{gA!3uv$LJs/L( 3}O9iZus3vm0tZ,] u5 )D&NJwnY8!Nif y&"J"#n@ GqBH4vHFQd&bfXc/tPDW JIabJF=Eky8^HG bh-7<ja\8POP>V7 9?&y e4z lQ.Oy+_z+_]g8[dl yuTXM@| #d{?1D@4/~\-<6j5A;n uCk0 4@g)*G\8cp,H2s\Q[*Jt/^= Gyn[w7mM=\J"v [ 7;M*x<Ytr/g{JFCC5> beVNWx"I58/ktR%nFP"S{Cq):7@,['92XRY|,)Q",8bZobibVNp|K/Wu/v

ejournal.upsi.edu.my

0.0 Pengenalan Tidak dapat dinafikan lagi sekolah dan masyarakat adalah dua entiti yang saling memerlukan serta komplimen antara satu sama lain. Setelah sekian lama hubungan murni ini berterusan seiring dengan perkembangan dan peredaran masa tanpa banyak masalah yang timbul kerana pelbagai usaha telah dijalankan bagi mengekalkan hubungan ini contohnya satu ikatan yang padu antara barisan kepimpinan, guru dan komuniti masyarakat dalam suasana hubungan yang saling memahami, toleransi, sedia menerima kritikan dan teguran, sedia berkongsi idea, tenaga dan ilmu demi kebaikan bersama khasnya anak-anak / pelajar yang bakal menerajui Negara suatu ketika nanti. Jadi saya sememangnya bersetuju dengan tajuk yang diberikan dan akan saya debatkan di bawah ini. Dalam pendebatan ini juga saya akan menyentuh beberapa masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh pelajar-pelajar yang mana pada pendapat saya adalah satu faktor penyebabnya yang berpunca daripada hasil tidak berhubungan antara pihak sekolah dan masyarakat serta memasukkan pandangan mengenai pendidikan mengikut teori-teori sosiologi bagi menguatkan fakta dan perbandingan. 1.0 Rasional Hasil dari hubungan yang saling memerlukan diantara pihak sekolah dengan masyarakat akan melahirkan genarasi baru yang seimbang dari jasmani, emosi, rohani, intelektual dan sosial selaras dengan falsafah pendidikan Negara. 2.0 Sejarah Pendidikan di Malaysia Pendidikan di Malaysia boleh di bahagikan kepada tiga peringkat iaitu sebelum penjajahan (1400-1786), semasa penjajahan(1786-1956) dan selepas merdeka(1957-Sekarang). Pelbagai jenis sekolah telah diperkenalkan samada formal dan tidak formal contohnya sekolah pondok, Sekolah vernakular Tamil, Cina, Melayu dan Sekolah Inggeris. Walaupun agenda politik dari pihak pentadbir pada masa itu tidak menjuruskan kepada perpaduan dan integriti kaum tetapi usaha ini telah melahirkan ramai cerdik pandai dan seterusnya telah memberi sumbangan yang amat besar dalam membuat perubahan dalam sejarah Negara seperti perjuangan kearah kemerdekan, perpaduan kaum dan seterusnya dalam sistem pendidikan amnya. Berlakunya perubahan ini telah mengakibatkan satu hubungan yang murni antara sekolah dan masyarakat mula terjalin dan berkekalan hingga ke sekarang. 3.0 Definisi Sekolah dan Masyarakat Sekolah dalam bahasa Inggeris dipanggil school.Ianya diambil dari perkataan Yunani yang bermaksud masa lapang ataupun di dalam bahasa Inggeris dipanggil leisure. Seperti mana yang kita ketahui sekolah adalah satu institusi pendidikan yang berbentuk formal kerana ia boleh membentuk pemikiran, tingkah laku dan sikap murid-murid dan seterusnya dapat melahirkan generasi yang seimbang dari segi mental mahupun rohani. Bagi masyarakat pula secara umumnya merupakan satu kumpulan manusia yang tinggal dalam sebuah wilayah ataupun kawasan dimana setiap ahli-ahlinya mempunyai sistem hubungan antara satu sama lain. Mereka mempunyai ciri-ciri persamaan tertentu dan berada dibawah sistem pentadbiran yang sama tetapi berlainan agama, budaya, politik dan jumlah bilangan ahlinya. 4.0 Masalah-masalah sosial pelajar Seperti mana kita ketahui masalah sosial dikalangan pelajar makin bertambah dari tahun ke setahun dari segi jumlah pelajar terbabit dan juga jenis masalah itu sendiri mengikut perkembangan zaman. Kalau dulu masalah pelajar adalah setakat merokok dan ponteng sekolah sahaja tetapi sekarang jumlah masalah semakin bertambah seperti terbabit dengan dadah, minum arak, melakukan hubungan seks, mengikut budaya black metal dan sebagainya. Ini berpunca daripada kurangnya hubungan diantara pihak sekolah dan masyarakat terutamanya dalam mengawasi pelajar ataupun anak masing-masing. 4.1 Masalah merokok Masalah merokok di kalangan pelajar pula semakin bertambah bilangannya dari sehari ke sehari. Akhbar Berita Harian bertarikh 30.03 1998 melaporkan terdapat lebih 7000 murid tahun 4 telah merokok diseluruh negeri. Terdapat beberapa sebab pelajar merokok seperti ingin menonjolkan emej yang hebat dan kedewasaan, i

miji75tm.blogspot.com

Dokumen Pribadi: Foto Kegiatan SekolahKomunikasi merupakan salah satu komponen kegiatan manajemen, hubungan masyarakat merupakan bagian kegiatan manajemen yang banyak menghabiskan energi untuk melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penjelasan dan informasi untuk menciptakan pemahaman yang sebaik-baiknya dengan masyarakat luas.Manajemen merupakan elemen penting dalam operasional program sekolah, jika program dikelola dengan baik maka hasilnya akan efektif. Manajemen adalah suatu proses pengaturan dalam suatu organisasi, sehingga suatu program memerlukan manajemen untuk mengelola kegiatan tersebut guna mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan yang dituju. Oleh sebab itu komunikasi sangat di perlukan dalam manajemen.Sekolah dan masyarakat merupakan dua lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Sekolah adalah tempat belajar dan masyarakat adalah sumber daya yang menjadi koponen utamanya. Selain itu, hubungan sekolah-masyarakat dapat dipahami sebagai serangkaian kegiatan oleh mitra atau organisasi yang ditujukan untuk mensukseskan proses pengajaran dan pendidikan sehingga tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan komunitas, kebutuhan masyarakat.Adapun fungsi hubungan antara sekolah dan masyarakat sebagai berikut:A.Fungsi sekolah dalam masyarakat1. Sekolah sebagai agen perubahan (inovator), memperkenalkan perubahan pengetahuan, cara berpikir, cara hidup, kebiasaan dan tata cara pergaulan. Sekolah tidak hanya mementingkan pendidikan akademik, tetapi juga bertanggung jawab membentuk kepribadian siswa2. Sekolah sebagai lembaga penyaring (selection agency) yang bertujuan untuk menyaring/membedakan anggota masyarakat berdasarkan kemampuan dan potensinya untuk memberikan pengajaran yang sesuai dengan kemampuan tersebut, agar setiap individu/anggota masyarakat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin.3. Sekolah, sebagai agen pemecah kelasberkontribusi untuk mengangkat derajat sosial warga negara dan dengan demikian mengurangi/menghilangkan perbedaan kelas dalam masyarakat.4. Sekolah sebagai lembaga asimilasi, yang berupaya mengurangi/menghilangkan perbedaan tradisi, adat dan budaya, sehingga lebih berupaya menyesuaikan diri dengan persatuan dan kerukunan bangsa yang utuh.5. Sekolah sebagai agen konservasi, menjaga dan memelihara ciri-ciri budaya yang harus dilestarikan dan diteruskan.B.Fungsi masyarakat dalam pendidikan di sekolah1. Sebagai sumber (vendor) yang menyediakan siswa, guru, sarana dan prasarana untuk administrasi sekolah.2. Sebagai konsumen hasil pendidikan sekolah, yang menerima keuntungan dan menyediakan pekerjaan bagi lulusannya.3. Sebagai seorang peserta dalam proses pendidikan di sekolah, yang terus memantau dan mempengaruhi proses pendidikan di sekolah.Hubungan yang saling menguntungkan antara sekolah dan masyarakat memegang peranan penting. Misalnya sekolah dapat menyerap kritik dan saran kolektif jika ada kekurangan sekolah untuk menyerap dan memperbaiki atau sekolah meminta bantuan dan dukungan ketika ada kegiatan tertentu disana. Misalnya masyarakat mengetahui kegiatan yang berlangsung di sekolah, maka masyarakat akan menyalurkan dana bantuan agar kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan maksimal.Keberhasilan suatu lembaga pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan masyarakat. Keduanya memiliki kepentingan yang saling bergantung, artinya sekolah sebagai lembaga formal memiliki peran dan tanggung jawab untuk mendidik, melatih dan membekali generasi muda untuk masa depannya, di saat masyarakat memainkan peran aplikasi pendidikan tersebut.Pendidikan yang dikelola dengan baik akan meningkatkan potensi mutu siswa menjadi berkualitas. Sekolah sebagai organisasi sosial yang dimiliki dan diselenggarakan oleh masyarakat harus menjawab kebutuhan masyarakat. Sekolah memiliki kewajiban formal dan etis untuk selalu memberi informasi kepada masyarakat tentang tujuan, program, kebutuhan, dan kondisi mereka, dan sebaliknya, sekolah harus menyadari kebutuhan, harapan, dan

kumparan.com

sekolah berkesan pengajaran dan pembelajaran dalam subjek sekolah dan masyarakat

Sekolah memiliki peran yang signifikan dalam pengajaran pembelajaran di lingkungan sekolah dan masyarakat Berikut adalah beberapa cara di mana sekolah dapat memengaruhi pengajaran dan pembelajaran dalamek sekolah dan masyarakat secara efektif:

  1. Kolabor dengan Komunitas: Sekolah dapat menjalin kerjasama dengan komunitas untuk membawa pengal praktis ke dalam pembelajaran. Melalui kunungan lapangan, program magang, atau kerjasama dengan lembaga atau individu di masyarakat, siswa dapat belajarung mengenai berbagai aspek dari subjek mereka.

2.integrasian Konteks Lokal: Dengan memasukkan konteks lokal ke dalam materi pelajaran,olah dapat meningkatkan relevansi pembelajaran bagi sis. Ini dapat dilakukan melalui studi kasus, proyek berbasis masyarakat, atau penggunaan contoh lokal dalam kurikulum.

3 Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat: Sek dapat memanfaatkan sumber daya masyarakat, seperti narasumber lokal, pengajar tamu, atau tokoh masyarakat, untuk meningkatkan kualitas pengajaran. ini dapat memberikan perspektif baru dan beragam kepada siswa serta menginspirasi mereka melalui pengalaman individu di masyarakat.

Dengan demikian, melalui kolaborasi dengan masyarakat, pengintegrasian konteks lokal, dan pemberdayaan sumber day masyarakat, sekolah dapat memengaruhi pengajaran dan pembelajaran secara positif, menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan relev bagi siswa.

%PDF-1.4 % 1 0 obj << /Creator (Canon iR-ADV C5255 PDF) /CreationDate (D:20130924093235+08'00') /Producer (\376\377\000A\000d\000o\000b\000e\000 \000P\000S\000L\000 \0001\000.\000\ 2\000e\000 \000f\000o\000r\000 \000C\000a\000n\000o\000n\000\000) >> endobj 2 0 obj << /Pages 3 0 R /Type /Catalog /OutputIntents 11 0 R /Metadata 12 0 R >> endobj 4 0 obj << /Type /XObject /Subtype /Image /Width 876 /Height 1240 /BitsPerComponent 8 /ColorSpace /DeviceGray /Filter [ /FlateDecode /DCTDecode ] /Length 9226 >> stream x{{@Svj< PQYf6@R3IXeeg11% M:DM^@r{Cpm|>(dzO<|</ TTNptpN4fPsVrp|}aF0/b#^8.L+]pws.8NG@X9<r8pxN~}?>}C~dX>}>`~=}<=zJ:qG}7{u/A~|_OyM45b<4,|Yopxoe?tgVi7~i>-g1o_8?a.)=s\y/k.]R[WpF[MkU:o }p8BvE^m{uMqrG/3rEo;9OwR}h' Ftr_  s9<]QJx^a> 16t 9"Ermc@9>FXj~d oyYU2v5D\W*s0W9G y`Ng486;dmVpV(ZNHwX/ 7;9&Il;wy^1Yfc&]S;J<SBa,X-l(P9ZZP^Y4t J"5 yj.$jQ"xb m_Ig>>:EF!FA[$WmIxI_Q}UI8@mToP/{4tS$jzOl ,0I*W-:urEXlAm* {z=y!k+o364u61Nz-#k|n 2,jm,Xv>2V4-rUs 5JQI#n-2\89#[<2{NoT=gz4CMQ"Kzm3KEo)JSxs[4of:"M%l7 jqrWk-(_V/S4k?o6*=% c;NX$wH',?;N]xqi'g,BKY5G,C}JwS.BQG&SOC)y$MMGtF) EFiSb)G|-l=U[al m5[YEH*hK(;Bvy^ [?SP1gW{kb=!};{6_X*w]i0mZ;=a}c3+B~*^^*MHNT?m/.x[X96D^wJecf\,=*[) X^/rk *Hyl>5_lo2>QNi>^q!Z&:3{'8Bxggw /h4*BtS32$T ^U(GC 2B  XPVx:N* 01]dM'RO}N !;k,A1}44BU~k{k^ ]N#&{x"{~.9[_[[v1e1#[Ri\b.zN(wPe5|motUFwX KCuKV;}rxk+l w(|v*.j((<4FZg;`xlSj[l}3;7';+K[2gS o_S+k2 r&GKC7!P+z5_D\2$o Y2q-f~W>d%z~G]g__Ss%AA*{T.20pWMc1(4IEcwUw1^Y6brEIjuaTq_oF&P >1#;PxpSp))m =fVZma' t6ZzdiJ/-/q$K~=g+Q~~_zL]t$[n^YV3Mt OZNo1^5~7~LJs? 8$KtK|^ lyroVm).8KO-lW[oQ"'&YYDe|9aG1Df/3 je`C[F7OnWcsrf9#2^uK:f9U,6yVd|IxH 6LZS^}0651e y&uL.:q9gw.v$T*6X5Bc'Y3Ow`=I] mrI[+BY[!'vg/YV+$~M&TndrM lz+2F#YV-d+G^;xX[^mERg%y} VmcS a=w}*|hm{)0A+U)M_YMv&6-&x.{y5 kTM [7vo,lE,\W2jV.QVG?WdrLA*,I(hw+Wj^/VTEdO/F ~7Uz)yP7Iwgb{N6a_/;uE4my=#UiA D8sxw;v^;%-n^`=2a|?IJ;#Mg=~-AO@;%.!#b82v *Lf()iw ]I}#(o_Je@:w%=\-{Hgs_~,<+|=I! K5I"_$3l |{ GjIuC"]`zAo }J2s,B*GqdLRH0Fr{L(Eb$hOFlsq0!(B @;|dm"VZR2w*A% ?RU6Lf@:w)F&5~w%,}}o[OwU( PvP BF*EoX3G^Bp a8+K4zh6RSlCChp|! j6q!(X"]^i-euurfL&g%dm1i! H}HZ5)@ C2tH.F"Bmz_2k!%xT`%P#84RY4] LX v> t9Kdh^6dBN01IdD tb4h!X E NBU C T**TCz'H: B,t5BRPYE^*Qq l"vdw'Yb7qQA#u+TLh.cA`E% x-QwFpFBld((9W'VYu*Jg_ur?]*$ wkB14oJY jT*jG SFHI=4f<Ivm~*~:p@ JLXCMM IQ` $ BVxQ:zF("z _G&(\0uqp'N+ '_Dpmr+P,4)1i)!Q#C.()*aG $me#] 5+l'k( Sh.v U&q9x<AT"=h>.Q1*)tFROf=gK@(b oQ"b\>-mu":u)0/,n,8+u[l#3MqOj;$^/V pq88mZm (}d%G 2%dxbu}R8(8*fTW#>n;rM^.!zEHE6MGH%.Kwq8RK,1 RR;]l-23AX]oM>)Ek?I0 \Fh(Fl&3CpjDHX7hFkML3"?7L3IQ2,{rA^zBjIh]V/GZJ2[I)(*b!"!]\sK.~KBJ|8GTp4 $*jP55YN3"e~K;".NP`F9ccXK'Z#8c@#dHC1@i '`q'G H*g\!`&U}Qi<,f$A( 1"m(9[Xr:!RMAN56q AK$LtbbOn'grk;ri)r.C/ (< =*>9 sk?Qnv:dBj`5*$Xy~~21=%D.3sW`,*`;pZzXggb)]wOn w^ .m^'8=p@]o=ufUwP?vlc\@4,~|H 6B5?Cq-BCpEq j4ZW]*]tu\K$ujefdw%n[t&Rx0k/o0Fz@}]t$FlIp4r]xjvnz!O^lmv-t4 H!M# S$} cw;83wnHF!Q"5L^IPfiZf3:&.ILivu/[*YmC3)}ry$, ' @L"A 2{CiJ 7uT l]cptr| #`R 8h,\D[E{yh4Icf%0Anch !L!9N - /@51d$Lb#3$u1` wO^6\V~C HSK=Bt13^O3&[)R$}`iCHG wqqCo,2qRlq):PM&pZ#Xfa3Xr~%J8:`X il6F"fE*EA M)o P&Bu a`ZBsBEb)?ttfuR=SkHz=4*emFP)j2GHI*DyIxa/ mpK 6F[Z;fNXOFl(7jYD ADD+RIU<r !EmgM.Nj " z t=vNn8L?&!\GE]#]8Q;rB|b/d7Mz7tFJ\'nN l!=Y9s,Fk99@5j$10&Y&bIc@]"(CJL Z~\%C<D\D| n78Bq icQMb7i7"- X 18.T`ia9``FU(+2Ld=ta[Rla+{qQ###C|Q@T`W=pi^WBD,'Rt{73D:|jT>oDQ_|,RhoOO6*J<.B` @+3axFPQ}C 6 2uw-'7wMb>L/a6< . 4.a B~<#L7 rTc,06H2vqwg2a/w!t ?5 KeC}Abt7^$[pz0A^YYEiMCUL

eprints.iab.edu.my

0.0 Pengenalan Tidak dapat dinafikan lagi sekolah dan masyarakat adalah dua entiti yang saling memerlukan serta komplimen antara satu sama lain. Setelah sekian lama hubungan murni ini berterusan seiring dengan perkembangan dan peredaran masa tanpa banyak masalah yang timbul kerana pelbagai usaha telah dijalankan bagi mengekalkan hubungan ini contohnya satu ikatan yang padu antara barisan kepimpinan, guru dan komuniti masyarakat dalam suasana hubungan yang saling memahami, toleransi, sedia menerima kritikan dan teguran, sedia berkongsi idea, tenaga dan ilmu demi kebaikan bersama khasnya anak-anak / pelajar yang bakal menerajui Negara suatu ketika nanti. Jadi saya sememangnya bersetuju dengan tajuk yang diberikan dan akan saya debatkan di bawah ini. Dalam pendebatan ini juga saya akan menyentuh beberapa masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh pelajar-pelajar yang mana pada pendapat saya adalah satu faktor penyebabnya yang berpunca daripada hasil tidak berhubungan antara pihak sekolah dan masyarakat serta memasukkan pandangan mengenai pendidikan mengikut teori-teori sosiologi bagi menguatkan fakta dan perbandingan. 1.0 Rasional Hasil dari hubungan yang saling memerlukan diantara pihak sekolah dengan masyarakat akan melahirkan genarasi baru yang seimbang dari jasmani, emosi, rohani, intelektual dan sosial selaras dengan falsafah pendidikan Negara. 2.0 Sejarah Pendidikan di Malaysia Pendidikan di Malaysia boleh di bahagikan kepada tiga peringkat iaitu sebelum penjajahan (1400-1786), semasa penjajahan(1786-1956) dan selepas merdeka(1957-Sekarang). Pelbagai jenis sekolah telah diperkenalkan samada formal dan tidak formal contohnya sekolah pondok, Sekolah vernakular Tamil, Cina, Melayu dan Sekolah Inggeris. Walaupun agenda politik dari pihak pentadbir pada masa itu tidak menjuruskan kepada perpaduan dan integriti kaum tetapi usaha ini telah melahirkan ramai cerdik pandai dan seterusnya telah memberi sumbangan yang amat besar dalam membuat perubahan dalam sejarah Negara seperti perjuangan kearah kemerdekan, perpaduan kaum dan seterusnya dalam sistem pendidikan amnya. Berlakunya perubahan ini telah mengakibatkan satu hubungan yang murni antara sekolah dan masyarakat mula terjalin dan berkekalan hingga ke sekarang. 3.0 Definisi Sekolah dan Masyarakat Sekolah dalam bahasa Inggeris dipanggil school.Ianya diambil dari perkataan Yunani yang bermaksud masa lapang ataupun di dalam bahasa Inggeris dipanggil leisure. Seperti mana yang kita ketahui sekolah adalah satu institusi pendidikan yang berbentuk formal kerana ia boleh membentuk pemikiran, tingkah laku dan sikap murid-murid dan seterusnya dapat melahirkan generasi yang seimbang dari segi mental mahupun rohani. Bagi masyarakat pula secara umumnya merupakan satu kumpulan manusia yang tinggal dalam sebuah wilayah ataupun kawasan dimana setiap ahli-ahlinya mempunyai sistem hubungan antara satu sama lain. Mereka mempunyai ciri-ciri persamaan tertentu dan berada dibawah sistem pentadbiran yang sama tetapi berlainan agama, budaya, politik dan jumlah bilangan ahlinya. 4.0 Masalah-masalah sosial pelajar Seperti mana kita ketahui masalah sosial dikalangan pelajar makin bertambah dari tahun ke setahun dari segi jumlah pelajar terbabit dan juga jenis masalah itu sendiri mengikut perkembangan zaman. Kalau dulu masalah pelajar adalah setakat merokok dan ponteng sekolah sahaja tetapi sekarang jumlah masalah semakin bertambah seperti terbabit dengan dadah, minum arak, melakukan hubungan seks, mengikut budaya black metal dan sebagainya. Ini berpunca daripada kurangnya hubungan diantara pihak sekolah dan masyarakat terutamanya dalam mengawasi pelajar ataupun anak masing-masing. 4.1 Masalah merokok Masalah merokok di kalangan pelajar pula semakin bertambah bilangannya dari sehari ke sehari. Akhbar Berita Harian bertarikh 30.03 1998 melaporkan terdapat lebih 7000 murid tahun 4 telah merokok diseluruh negeri. Terdapat beberapa sebab pelajar merokok seperti ingin menonjolkan emej yang hebat dan kedewasaan, i

miji75tm.blogspot.com

1. TAJUK 5 : SEKOLAH DAN MASYARAKAT DISEDIAKAN OLEH: SITI MARIAM ABU HASSAN FAZZILLAH AHMAD NOR DIANA YACOB SYAHIDAH SYAH SALIM ROZILA AYOB 2. KERJASAMA ANTARA SEKOLAH-SEKOLAH - Kerjasama erat antara sekolah-sekolah akan memanfaatkan murid. Ia penting dari aspek berikut : *Perkongsian Kemudahan - Dapat berkongsi mgunakan kemudahan/prasarana spt dewan, makmal komputer utk manfaat murid bersama. * Perkongsian Kepakaran - Era ICT menyebabkan banyak perkembangan baru dalam bidang IT. *Perkongsian Teknologi. - Penggunaan ICT dalam bentuk internet/sumber pengajaran pembelajaran bestari dapat dikongsi dgn sekolah yg lebih kecil *Perkongsian Tenaga Guru. - Mbantu selesaikan masalah sekolah yang kekurangan guru 3. *Perkongsian Ahli-ahli Unit Beruniform. - Perkongsian perkhidmatan ahli unit beruniform penting bagi memudahkan perkongsian kemudahan, maklumat, teknologi dan tenaga mengajar. GURU,IBUBAPA & PELAJAR SEBAGAI RAKAN SEBAYA - Peranan ibu bapa dlm pdidikan anak adalah penting. Peranan guru mbantu murid melalui pkembangan yg harmonis dr segi intelek, rohani, emosi & jasmani.Guru guna strategi pengajaran berkesan spt mgunakan pelbagai jenis ABM bagi menjamin pembelajaran bermakna & menyeronokkan. Ibubapa perlu memberi sokongan & memantau aktiviti anak dirumah. FUNGSI PIBG *Berunding cara tingkatkan prestasi akademik anak-anak *Meratkan hubungan antara ibubapa dan guru sekolah *Ibubapa mendapat respon kekuatan/kelemahan anak 4. *Mperoleh faedah maksimum dpd kemudahan psekolahan *Mewujudkan suasana p&p yg lbh baik bagi menikmati perkembangan intelek,rohani,sosial dan jasmani *Memastikan keadaan kewangan yang sihat *Memberikan motivasi kepada pelajar *Membantu murid yg miskin membayar yuran peperiksaan KERJASAMA SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT - Sekolah bertindak sbg sebuah masyarakat kecil kerana: *Murid dan para guru menjadi anggota *Pengetua,penolong kanan menjadi pemimpin *Mempunyai peraturan untuk dipatuhi *Mempunyai nilai & norma yg perlu disampaikan pada muridnya *Mempunyai tujuan & objektif yang jelas dicapai untuk ahlinya *Sistem demokrasi diamalkan disekolah 5. PENGARUH MASYARAKAT TERHADAP SEKOLAH Sekolah berfungsi menyampaikan ilmu pengetahuan juga untuk memupuk nilai yang penting, mengekalkan peraturan masyarakat serta menggalakkan pemikiran yang kritis dan analitis. SITUASI HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT * Sekolah merupakan matlamat, hasrat & aspirasi masyarakat. * Menyediakan pelajaran secara formal utk melahirkan tenaga rakyat berkemahiran. * Kurikulum sekolah yang sejajar mengekalkan nilai, norma, kebudayaan dan falsafah hidup masyarakat. * Memberi pertolongan kepada masyarakat contoh : khidmat bakti di rumah orang tua, rumah kanak-kanak cacat, mengecat balairaya dan sebagainya. 6. * Menyediakan pendidikan lanjutan kepada ahli masyarakat yang lanjut usia. * Ahli masyarakat menyumbang bakti dan idea sbg ahli PIBG bertujuan membantu sekolah SITUASI YANG MENUNJUKKAN PENGARUH MASYARAKT TERHADAP SEKOLAH * Kesedaran Masyarakat menyebabkan kurikulum sekolah menekankan aspek sains dan teknologi * Subjek baru diperkenalkan spt Sains Pertanian, Kemahiran Manipulatif bagi membentuk mkat yg basaskan perindustrian dan perkhidmatan * Pelbagai latihan disediakan untuk melahirkan individu mampu berdikari, berani dan berfikiran terbuka. * Masyarakat yang mementingkan ilmu pengetahuan dan kemahiran menyebabkan sekolah menyediakan ilmu pendidikan yang lebih tinggi tarafnya 7. *Pengaruh pemimpin terhadap sekolah dan pembentukan kurukulum *Sekolah akan menyebarkan & memupuk nilai dan norma yg sama yg ada dlm mkat setempat. *Masyarakat yg punyai transformasi turut mpengaruhi sekolah dimana sekolah juga mendapat manfaatnya *Masyarakat yang mementingkan perhubungan dengan masyarakat lain di luar negeri juga mempengaruhi amalan di dalam masyarakai itu. *Keadaan sosioekonomi masyarakat mempengaruhi taraf pendidikan yang disediakan di sekolah. *Masyarakat yang tidak mementingkan sosialisasi dengan kaum lain maka sekolah dalam masyarakat itu tidak m

slideshare.net

sekolah berkesan kepimpinan pentaksiran dalam subjek sekolah dan masyarakat

Sepenting apapun kepemimpinan dalam pentaksiran untuk prestasi sekolah, saya tidak memiliki akses ke informasi lebih lanjut tentang topik ini. Adapun dalam konteks penting lagi, kepemimp tetap memiliki peran penting dalam menentukan arah dan efektivitas proses pentaksiran di sekolah dan dalam membangun hubungan dengan masyarakat. Kepemimpinan memiliki peran utama dalam menetapkan budaya dan standar evaluasi yang berkualitas tinggi di sekolah.

Salah satu fungsi kepemimpinan dalam pentaksiran adalah membentuk sistem pentaksiran yang seimbang dan komprehensif yang memperhatikan beragam kebutuhan siswa serta mendorong pembelajaran yang bermakna. Selain itu, kepemimpinan juga berperan dalam memastikan transparansi dalam proses pentaksiran dan memberikan bimbingan yang tepat kepada staf guru dalam menginterpretasikan data evaluasi. Dengan demikian, kepemimpinan yang efektif dalam bidang pentaksiran dapat membantu mencakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, memberikan kesempatan yang adil bagi semua siswa, dan memperkuat hubungan sekolah dengan masyarakat melalui komunikasi yang terbuka mengenai hasil dan keberhasilan siswa.

Meskipun demikian, detail lebih lanjut mengenai dampak kepemimpinan dalam pentaksiran sebagai elemen penting dalam hubungan sekolah dan masyarakat memerlukan pemahaman mendalam akan konteks spesifik yang dapat dijelaskan oleh para ahli pendidikan.

%PDF-1.7 % 1 0 obj <>/Metadata 758 0 R/ViewerPreferences 759 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream x=]s84e3k3Inm-)y~R"ZFuor4_\.n^/rbs&xrt]8<QBr%BF]xWoHW4D%qT)6F?^dtFSz_:.~WO *,6:$*a1q%^ME.mK/:(Jcm"DHqjI #lQ!4Wqfg'N.3%iKghPiTJ>=$siR&OiX^G^]c"M[wK{bs9X<OC30DRE>KY,LaBs s JL@wD i V6Ibw~d+EK#+#edF(+T;(- H&j4CG+R/n$,-09R242$SMs_ev1w_T3"`)Fs  Uv/2(Kc u UuT zfs-!QC'_i ->kXHt 6~}d2@! |Ow'C!r7l%!BH-O`uOQ#Laa "LHjTF2Qm6G'm^^w/ G&RDorp=8S|]Uxhh(V_,"q .zsqW.P;!J|,hp:<y.z @Lmb*L-rD?S!PI #pE+ig0O$!lO? ~`}t2?O?YjO/$z 7B%M 19y08> <2REO|F5OXy Os)j bKMSoCl/H_>~#c"f*.t-m!-S>+ V 'M&6XwM <EYy9-V[-O%| 5Ih<O2"2kl9Q(E${Bc>:TR0%.Y "n[`W?7j /o6s`5|(d1w \D_PmrFm( P(7O+mw-es `I<LX\ 1dOQ`zss(=!QjNnf(R #0Q`15&R>sca6>BYX}bdziJo]2jLR{q 3,cC|s{- ZO:P"s0n%`cRc9 i"pR9f +P<^>AGl*OKUWxj/3=VikjHbL 4AytZ:p_q l4CwGfJgwf$K;><CzjHG=gUMQQ9v>9:;V9PP0*/wS_!VkI vw  7m+J5Gk(#h9ZT.G+fE ~JcmV: #=j3oqFcj%jfXRvY d?_' O:\46A F%fUROLldj&}UDg{d16=`Uzb9D"nyqsOHpgL26`DIp297Y'VH0'`QxKtXt`=*QbI7O;?$f^q7:U/5l%!m-S p#JRVVnoV@K&Vuh^atZ]M D)- 'Elx3lz=HI:5q^pbMrF3xN[oYO30K)HaQuI251mPX 6NC8ZGKR<h"iokrosCKN$vd}4P0YT|$DY?@0>oFas:J(vX$N*i}rw Zu 4s%v|z.++2v;p<5G+\AZt\R**nYM~x}3qr^*>P 5fEQq-6u[A0^gld^rmw-~?0jF{O(=`Usz?w:@ cV8svI,es)Gf"=HmxD]<h&qk*bXFB!wpQ/L=iAx!SP)!":{ ^lxNWZ{nB TojI=Hwtlw*fcBCclM Ery2]|u$//)BF6,IeN-E x7Jl5I-E [J"f-e2 r+"}3y~5KOLjBIc`(3-jg[|!hg:t!c!sap%/^z! ]G^SLO k 1b(bv-"{JnyjCUIevTaBDTS/L/e^z^,vM8j kJP{]"uLV-L=,k/c9hHG/'^)kO}iVidK$Qq,1m#w/6<1y^!LKvj[H[8 PZ#jVMU|ER&*WAYE*RfTO#PiA9[-PlDffNJ\L;kUl%nJXUJ-C\ !*5W[QuKJ](OjqS y Y%S)4vQ1 `_+' twn|jxTdOE-mZM?'"c<#2-djU&- 8FuTB!UBCbD`h.w)CUwCN3cAxF=iK-ku[!K/A}qrUK A^ &RxH <&7(K@:AgLe@ks>Zcg`0a}@tNlX}.vn)`P\sUOo>fPE]%Y8T,y}D `YL\`S%h)\M(^vu@dS#}CI3g@Cgpr88ru:jzpj16L 1z@8Y.[{LiC<*]Yh5qs}z7n- GW>3 bW&XDUpE"TyyCk.)|8L`Dy'T0fxKTr{E#R ixJWq.~5J2QL.Qi'F{{P= [K<&@x-Ww"{k!yS\H%4$b\ !B m<8yv>1ZI61UIAN*Vx@G'4[2bLBQ@Ar\'DgdyE6DyWNqA] m<xf= %:V%x=<7Kz Yk>',SU|0=*'ZVG4aU<NXx~h5w}PIVB..icxG)i|[|V$+;kA-=[PuTYK&y-+9zAx'R^ I  M*PU@~)U>=MS(twU ~.9:Q NDvsn%F6s\^ l"6]Pjlm[`#TvX &{GtF=0q%^#.#$~{IRCrt[aAJoJ-nNks32|dZ.;. D-/<ZS6w2.frCEYl O1>De*dimA |q&6+/QMV'gku5,*][.hbNrf![Yv].g2/ GcW>#*E,;456R_6V<Do|Po(g66w {` 1MV1[s&Je\@?V-x7Pb-UXND8+mc Vwzq]FSytx7)kbJ?+il/61F>3+e 0&\W:1Kb!yW_fV9Fu/(mf@7$a!U`nZ3.~(jPxcj$:w*>Ca{\uo v \vxw.1)L-sTn^$:Ku+u?tU&2 MA;Z=X5@;/'a *15^t wurv0H(\><9_M5 +Tjf{G4. OnhiyM /rYnRVV6TP*1#/76@`<YT^n VP:) )9M]]W{;<~\p\6,@j&nyWn' Qm1-kwnC /MvTAGqAAx[{YF:x^^($(z=uiQJvb\%}EXw".(17r-O|P)`4pj+e0YPx$zhc$R1t;s c0 endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> endobj 7 0 obj <> endobj 8 0 obj <> endobj 9 0 obj <> endobj 10 0 obj <> endobj 11 0 obj <> endobj 12 0 obj <> endobj 13 0 obj <> endobj 14 0 obj [ 15 0 R] endobj 15 0 obj <> endobj 16 0 obj <> endobj 17 0 obj <> endobj 18 0 obj <> endobj 19 0 obj <> endobj 20 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 21 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 1>> endobj 21 0 obj <> stream x=koH?a /lvC2Wsq~"E4_7fnZdU]]]]o>yvg_~_glvmXwaK?o=~Tijnu^Q"oev=?g{w"2{#Zd"U*Ab1} Gw*:tV7E.U1K1}M$"7*%m6KT7*s]eZT,B4I 3QQymV'/^ [+]/.LTGT*@R%CEHlxayCUrephUo_e=K9Rl~BHW)r~3 dHRR;4Tp.uOK"`+F% _Nhy_ uc/\ ur5aBk.4%h j|"" #cVG2ZJPJp((9QO^

ejournal.um.edu.my

%PDF-1.6 % 86 0 obj <>stream h0R0P0Q05Tw/+Q0w,*. ($"!%9yvv@- `Tf #T lTM;; endstream endobj 87 0 obj <>stream hj@ _e ^I X %rRrC@U) i)Kh>Ya@ X0[8\E`B*) :O3^mYmS NU/n7I9owQ'e-F?n ~-PZ }^.*q+Q04* f|r%E2Bu)TRRqCR+5u@ (O:D{mUIc}ZsNa0mP:WJqqr(u]6b*R/%x:Jv3uM^pfoxs/JP| endstream endobj 88 0 obj <>stream hAj1 Eo`Kel&dEdS(E_ B!eIOV,`PZ@IP@)0eB; _"[$H6XS[mUOhsG075#JO Pm>_[von_~$ ~5BY:U-soK endstream endobj 89 0 obj <>stream hmk@ {~RHfmb,;eO$.|+q8 &8p id,vy3|JtWrIuS^L:yU7zcV)+CL;i\%5[ ]|<_[i qtt<Zaw;bgAbE2=m-D!>*/jxwk?`XY (^+< JyN!s)rOy` 8(dF*%#'Nb?okBdz/Y # B!(C2V D1w1jX* 1fNL~o)LlEjkBG 2i7M#%O$?v=qGz:G"(Fm>{p(LfI$VHY0E Pz*e]H.-8 @PdV?EzMGcTw $u;L<"{=> s36iFW k) endstream endobj 3 0 obj <>stream h|Xn+zI"IsuYXYLCjG eTu7N:u~}0BJDWsYge!v]$wAEQ"vwbp$L=7&iG{I^FOLe6|3')tDe'I*s >ex7G?u$${w~km"+bO +6 _qIz~OQ?3qWjC\)NE\,K7]{$L2s#?tyE> G_~zj;tu Lfn Z '!y4q+ k}msVy!TBWk7&z%bkltMWoF5 I[}W bTp|M?p5E*m5MzRP|R'{ t\#M F&2al)a0F Hv-|^QZCAFYn YMx}ps\=fL/1euGxt+#S}`?`0b@9 )NH' IMq>O^7[ R2X)c di2Z &i1!h_sF`W8b*l7<H5'bm4x6x:{[ $uZ/nja'_O&.G 2`u^~ WTchT/NjDEm=ZSG.* mjJz{,1YV6otAum?n{D;`>:vE2 Mj k_?FJ8}RD4G yKqiH+ "|bEb]#<sJPTui*N|ru9&FUb13!}8-"EsK5{o'0* 3CQo*gj2d.5{7G;jpii\~e o=`XTQT<gedJx/Lz`d0MGK=l$E] cZ@$ nb;*?j3X|B@ 06nm}=+bq3@Bd,$rpu"^P<^ MDzv8TYV R;~BqIa lJ3V qwB \U hJVbO;NM?;As R#76^.h!x+jtEy$87`fev{Wc60bX#XWfI9#z}1*uFv6`fGQUg' $^ Cx;!7.9,N\oi3N.X a"(A:Q,ARg][aHM,&K88 2Vx~c01az~%KIS=\8=mb |%oI.iX4L{1i}~Qx,N/Ft#c0vsK &)h?v 4r<nK0T5_[0h3nl\8 2oSC|cHkT]UiG2~v?l9]mut;}f/:#'Mtk[?5ECl0IduHpbxjyru{xKK"gHUz:]N4Kx7>,QTG-tgO5.N |vS5 506^uw}3rgSj71/hqC.^[Acl`pcvJ6,-W3EM,S^DcXf&Am+=u2rK( %no0 iBq} F/[aRJ! Rbsc{.kVk 4IV[ endstream endobj 6 0 obj <>stream hYKWHF\Am7rvU%DH3[IN,u_Xg?,g-JH2DP9XBgyQJ,?oOOy*YvsL<}{kx}nW?8 ini/R@XK"w~ma.1q:^&?0I:aRwlOhh;(*$ZBiT[?z A' lJ[!P91PQM2TF:eY.^>N-D r*#T\vtx FC'PLjAye""Rp<`>@.x2Q$I[02)u:c#ujV h&r'r()2S6|A,AuD*K]uaxFl&&kqh# fz]q(:6>Ntn?MLLP9 vqt1YS)= am.dp>5\CGL_V%@b:NuIqQQ+P#toMejx.)ApN%YR$NV`\$173ZFHv&TCny w5_!6dp(u#*&6R*\;-N4C8~c!^m.l$0!jN14U@&UrG N&"GMwl n%Y&G|V%&y>6yhR@Zc}Bpucm@h5awGiw nzItg-lBw7_XxUKK\cvw}VOqG~<5K4TCzw(=msbIhU= <A9X 1CLY$JT"j2m%kBG;I)GZc2F1t;pD8;zt>w'n0x Q.l3;Gio`jvja1e.,GWX+>lhd;E$w,R"NA["IE0Sa/u93V4hx83j/'<<u^|+L4bf%!y* )AL<lg/HSNhM>U)v$..X`EE 4K../ v.ng5&s[>v$}B*IE, sGM%}t*e% :CWek)$Pe`~o]lI 6C^b&6~fYI31&LmBW )bDv ><p KU-w/*XJ^iTaB+A "_AYYtZEu}''1q7V \+":#z *G/Rb&5x!''O6] @z22RM{&y< @$qZ1"pykdd}D =eVR>}* tLkS/Ll" ?8MaFlGL6||tsJS&{= b{fwO[+PT.X'N3 OCFO3$e-e6cS qP\fvoFOv0P.0ScIEH <e;VNiqDC-Ibb*f8P(u;]QM-RqMYaE/ -x# |1iszvhtz XO,Y yik|#yD#u_Oc/mcL3cXLkrS_G_@WW55uUT&~n=xLVx @1]4j)FT%m(+:JAx64L<px  _T;pae]+s!`H/Xb R0IyWPF) vdqj2rQ1Sn^/ re-aQrr xv4 h8v^Q);vPdiA brZ\ fG/]hOED+w \.,:%FvACqPPYjgHX[()gVL$/xpT"[~&zj~t,#**a!~ N 3 J$bBKU: !`d<U ]%-hX z~hy4qPc}d Yc B|!.$}GW,%I@2dbEXMO+9?l5G6bT tu; _/>wW YN\Z,Q+"1>"{]dQuh2VMT]`H2 endstream endobj 9 0 obj <>stream hWFW F4Ddq 00B.vjq&wID;A]{/ORwS(8=?d"HA&Q@{?H~ N/>ct?5(F~ ~N=y5/y5O@c6P(Z\;~7b?w Faw;^wX~O_e^ =nGv5]JRh?1_@a+Ky ?DxCt}`wWeG 4NgH/%s+QUcOnGS/Ay'v/3!lpTM!JiA--r-lqa2[dMv* j4MF~* AuBD .H&3\i9MqWE "?;%\2IfR$le?jo^AV}5e[V(YG'[w*Ka>Z50qe!w\)t\lZ*X/Xj U&X{o)A.d)=m`* 'UU0P1fbiAx^`7N.Qm*a5 _6!Sh]G4~j7qH4uU+ 6UdwEOeI8"ed 'L"Uk#6 c9uckx \fpG2 #PE1"'] _C80tF8z+ 6i@uf9#1iGploH*~%MQYA{N6e[`PW %cq9By cHn <xnA$D Gj{s!

dspace.unimap.edu.my

Free Related PDFs2013Modul ini membincangkan konsep pengajaran sebagai profesion; masalah pendidikan dan cabaran semasa serta perundangan melibuatkan isu guru dan pengajaranPENDAHULUAN Pendidikan pada masa kini sedang dalam fasa transformasi atas sebab mendepani cabaran arus pemodenan yang semakin pesat. Transformasi yang ketara yang boleh kita lihat ialah dari aspek pendekatan pengajaran dan pembelajaran (PdP) yang digunakan oleh guru di sekolah. Jika kita imbas kembali kepada zaman dahulu, pendekatan PdP yang sering kali digunakan oleh guru adalah menggunakan pendekatan "chalk and talk" yang merupakan kaedah tradisional dalam PdP semasa menyampaikan pengajaran kepada murid-murid. Namun pada hari ini, kita boleh lihat suatu pendekatan pengajaran yang berbeza telah diaplikasikan oleh guru terhadap murid-murid di dalam kelas untuk memastikan suasana pembelajaran yang lebih seronok dengan mengaplikasikan konsep bermain sambil belajar atau fun learning serta mengaplikasikan konsep pembelajaran abad ke-21 seperti Gallery Walk, Think Pair Share dan sebagainya. Menurut Abdul Said, Mohd Yusof, Baharom Muhamad, Shukri Zain, Muhamad Suhaimi dan Roslee (2013), pada abad ke-21, Malaysia menghadapi pelbagai cabaran dalaman dan luaran akibat daripada kesan globalisasi, liberalisasi dan perkembangan teknologi maklumat dan komunikasi. Oleh itu, cabaran negara dalam sistem pendidikan adalah untuk membangunkan satu sistem ekonomi yang berasaskan pengetahuan atau K-ekonomi. Kesannya, cabaran ini telah mendorong negara untuk membangunkan sumber tenaga yang mempunyai ciri-ciri K-Worker, celik dan mahir dalam ICT, yang mampu bersaing pada peringkat tempatan dan global serta memiliki jati diri yang tinggi. Maka, jelaslah bahawa agenda pendidikan pada masa kini bukan semata-mata berfungsi untuk mendidik murid-murid sekolah tentang ilmu yang terkandung dalam buku teks, malah guru-guru di sekolah juga perlu mengajar murid-murid mengenai kemahiran insaniah atau soft skills yang boleh dibekalkan oleh para murid untuk mengharungi semasa melanjutkan pelajaran dan semasa menceburi bidang pekerjaan. Jika kita lihat kepada pendidikan pada zaman dahulu, guru mengajar dan murid-murid hanya duduk menerima ilmu yang disampaikan oleh guru. Namun, dengan zaman yang semakin mencabar pada hari ini, struktur (PdP) turut berlaku perubahan. PdP pada hari ini adalah bersandarkan keapda konsep PdP berpusatkan kepada murid. Menurut Siti Norhasliza (2012), pembelajaran berpusatkan murid ialah tumpuan kepada perkembangan pembelajaran murid sebagai individu, memberi pilihan kepada murid jenis pengetahuan dan apa yang ingin dipelajari, serta mewujudkan kolaborasi iaitu membina pengetahuan dan persekitaran positif yang melibatkan penilaian berterusan dengan sikap guru yang mendengar pandangan murid dan melibatkan murid untuk merancang sesuatu proses pengajaran dan pembelajaran.Sekolah sebagai institusi masyarakat adalah sumber rujukan dan contoh teladan yang baik, Oleh yang demikian, kepimpinan yang berkualiti adalah salah satu faktor yang menyumbang kepada kejayaan kumpulan ataupun organisasi seperti sekolah dalam memimpin masyarakat. Kepimpinan yang cekap dan memenuhi kriteria-kriteria kepimpinan dapat mewujudkan suasana kepuasan bekerja yang secara tidak langsung dapat meningkatkan pencapaian matlamat dengan lebih cemerlang. Perubahan paradigma dari pengurusan yang bersifat tradisional kepada sifat kepimpinan sejagat. Misalnya, kepimpinan guru bukan sahaja dapat melahirkan insan yang lebih berkarisama yang menjadi pemangkin pencapaian cemerlang malah menjadi penggerak kepada pelajar menjadi lebih cemerlang dan terbilang dalam mencapai kepuasan optimum sebagai seorang insan. Pemimpin yang berkesan seperti guru sering berhadapan dengan dasar-dasar negara, tanggungjawab yang besar dan mencabar perlu mentadbir serta memimpin orang-orang di sekelilingnya dan dirinya dengan corak kepimpinan yang jitu bagi memartabatkan lagi profesion perguruan yang mulia ini. Pada era yang moden

academia.edu